infosatu.co
Samarinda

Mencicipi Lemang, Kuliner Legendaris Buatan Saidah di Kawasan Pelabuhan Samarinda

Samarinda, infosatu.co – Lemang merupakan penganan tradisional yang terbuat dari ketan, santan, dan garam. Kemudian, dimasak dalam bambu berlapis daun pisang di atas bara api.

Kuliner ini bukan hanya sekadar makanan, melainkan simbol persatuan dan kebersamaan yang sering disajikan pada acara-acara adat di berbagai daerah di Indonesia.

Lengketnya ketan melambangkan eratnya ikatan antaranggota masyarakat. Sedangkan bambu dan daun pisang yang digunakan sebagai media memasak memberikan aroma alami yang khas.

Kuliner tradisional ini tetap eksis hingga kini. Saidah (56) merupakan salah seorang warga yang lebih dari 30 tahun menjajakan lemang di tepi jalan raya kawasan Pelabuhan Samarinda, Jalan Pulau Sebatik.

Di pinggir jalan yang ramai, di bawah naungan lampu jalan itu aroma wangi lemang buatan Saidah terus mengundang pelanggan setianya. Dengan sabar, ia terus menjaga api tradisi yang mungkin tak akan lekang oleh waktu.

Di lokasi itu, Saidah menjual lemang saban sore hingga malam. Aktivitas penjualan penganan itu dimulai sejak pukul 16.00 hingga 22.30 Wita. Tidak hanya menjual, perempuan paruh baya itu juga mengolah 3 kilogram ketan untuk menghasilkan 6-7 bambu lemang.

Harga per potong hanya Rp2.500, sementara satu bambu dihargai Rp40.000, menjadikannya makanan yang terjangkau namun kaya rasa dan makna.

Membuat dan menjual lemang telah menjadi bagian hidup bagi Saidah. “Awalnya saya diajari mertua. Dari situ, saya terus berjualan sampai sekarang,” ujar Saidah mengenang perjalanan hidupnya yang dipenuhi dedikasi terhadap kuliner tradisional ini saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Untuk membuat lemang, membutuhkan waktu sekitar 150 menit atau 2,5 jam. Proses pembuatannya harus dilakukan dengan penuh kesabaran. Bambu harus benar-benar kering untuk memastikan ketan matang sempurna. Tingkat panas api untuk memasak harus tetap stabil.

Prosesnya memang tidak bisa instan. Meski begitu, cita rasa lemang yang khas tetap memikat pecinta kuliner.

Selain dimakan di tempat atau dibungkus dalam jumlah terbatas, ternyata lemang juga biasa menjadi hidangan di acara tasyakuran maupun pernikahan. Ketika mendapat permintaan tersebut, Saidah biasa membuat 20 bambu lemang dalam semalam.

Related posts

Keraton Kainmas Siapkan 5 Hewan Kurban Ke Masyarakat Buton di Perbatasan

Emmy Haryanti

KSE Unmul dan IYD Kaltim Berkolaborasi Dorong Literasi Keuangan Anak Muda

Rosiana

Finsight: Youth Tour to OJK Kaltimtara Fokus pada Anti-Scam dan Perlindungan Konsumen

Rosiana

Leave a Comment

You cannot copy content of this page