Penulis: Lydia – Editor: Irfan
Bontang, infosatu.co – Coba empat aplikasi belajar online, SMPN 1 Bontang sepakat gunakan aplikasi Skaci dan LMS sebagai media pembelajaran jarak jauh untuk memudahkan para pengajar. Hal tersebut dikatakan Kepala SMPN 1 Bontang Riyanto via telepon, Sabtu (4/4/2020).
“Jumat kemarin kami mengadakan rapat terbatas dengan guru-guru SMPN 1 Bontang. Kami sepakat gunakan aplikasi Skaci dan LMS untuk jenjang kelas 7 dan 8. Dari Whats App beralih ke Telegram sebagai media pendukung,” jelasnya.
Menurutnya aplikasi tersebut sangat memudahkan guru-guru SMPN 1 saat melakukan proses belajar-mengajar. Aplikasi LMS berguna sebagai pemberian materi dari guru untuk siswa-siswi.
“Dalam hal ini guru-guru akan mengunggah video berupa materi untuk siswa-siswi. LMS juga memudahkan guru-guru memberikan pembelajaran paket, bisa dibilang pemberian materi ini dikhususkan lewat LMS,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa SMPN 1 punya bank soal yang sudah disiapkan bapak dan ibu guru. Soal yang sudah disiapkan tinggal upload ke aplikasi tersebut.
“Mereka tinggal belajar dirumah sesuai jadwal yang telah kami berikan dan melihat soal-soal di LMS,” jelasnya.
Kemudian ditambahkan Riyanto, sekolahnya juga menggunakan Skaci, aplikasinya memang di design untuk ujian sekolah. Saat anak-anak diberikan soal melalui Skaci, hasilnya akan langsung terekap setelah siswa-siswi mengerjakan soal tersebut.
“Nilai otomatis keluar setelah mereka mengerjakan soal, anak-anak pun sudah tau nilainya berapa. Kami pun sepakat menggunakan sistem Skaci ini untuk tugas-tugas kelas 7 dan 8,” tegasnya.
SMPN 1 pun semakin mantap menggunakan sistem Skaci, ini merupakan upaya agar bapak dan guru tidak repot merekap nilai. Sebab tidak membutuhkan banyak waktu saat merekap nilai.
Diketahui, pembelajaran jarak jauh di perpanjang hingga 21 April 2020 melalui surat nomor: 420/750/Disdikbud.01 yang menyatakan bahwa pihak sekolah PAUD, SD, SMP, dan SKB atau PKBM diminta mengikuti aturan dari pemerintah.
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang Saparuddin pun pernah mengatakan bahwa mekanisme pembelajaran jarak jauh di masing-masing sekolah itu berbeda.