infosatu.co
Artikel

Kisahku, 439 Hari Jadi Wartawan di Benua Etam

Teks: Foto bersama kedua guru di Pantai Pemedas. Udex Mundzir (Kiri), Mohammad Sukri (Tengah), Adi (Kanan).

Menapaki jejak sebagai seorang wartawan bukanlah perjalanan yang bisa dijalani dengan mudah, apalagi bagi seseorang yang pertama kali mengenal dunia jurnalisme.

Dengan segala keraguan dan ketidakpastian yang ada, saya berani mengambil langkah pertama untuk menguji sejauh mana saya bisa bertahan dan berkembang.

Awal perjalanan saya dimulai dengan bekal yang sederhana: sebuah kesempatan, tekad, dan tentu saja, ambisi keyakinan bahwa saya pasti bisa belajar dan beradaptasi.

19 Februari 2024

Hari itu menjadi tonggak penting dalam perjalanan saya sebagai wartawan. Di tengah berbagai tantangan dan keraguan, saya merasa hari itu adalah saat yang tepat untuk kembali melanjutkan perjalanan ini dengan semangat yang baru.

Tahun itu seakan membuka lembaran baru, memberi kesempatan untuk lebih memaknai setiap momen dan tantangan yang datang.

Di situlah saya menyadari, meskipun sudah berjalan beberapa waktu, saya masih dalam proses belajar yang tak pernah selesai. Setiap hari adalah kesempatan untuk tumbuh lebih baik.

Kembali meninggalkan ‘zona nyaman’ menang bukanlah hal yang mudah. Tapi ada satu kalimat yang selalu menyeruak pikiran, “Lebih baik nekat, daripada tidak kemana-mana.”

Lebih dari sebelumnya, tantangan saya kini tidak hanya di Kota Samarinda. Tugas mewartakan berita Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi sebuah adrenalin baru, mengingat bahwa saya akan kesana pertama kalinya, dan meraba untuk bisa mendapatkan nuansa nyaman seperti di Samarinda.

Tapi saya yakin itu hanya pola saja, kondisi awal akan selalu seperti itu. Syukur saya mampu tuntaskan meski tidak cukup dikatakan baik menurut pribadi.

Namun akhirnya, ketakutan berubah menjadi keyakinan. Rasa ragu menjadi percaya diri, dan kecanggungan pun mulai terurai menjadi kenyamanan.

Kilas Balik, 27 Agustus 2023

Namun, untuk memahami sepenuhnya perjalanan saya hingga tiba di 19 Februari 2024, saya perlu melangkah mundur sejenak ke 27 Agustus 2023.

Sepertinya, kalimat sakral khas Kalimantan Timur, Samarinda, bahwa sekali minum air mahakam, pasti akan kembali, mungkin saja itu memang bukan mitos belaka.

Awal perjalanan saya di Kaltim, terkhusus di Samarinda, sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 2023, tepatnya 27 Agustus 2023.

Bekal saya saat itu hanyalah seorang uploader di salah satu media MSI Group, Wartasia.com.

Jika boleh menilai diri sendiri, saya tipe orang yang selalu mau mencoba kesempatan, itupun untuk melihat hasilnya apakah saya mampu atau tidak.

Saya ingat, kala itu bersama 5 rekan lainnya, Adit, Aminah, Alfi, Intan dan Ira untuk pertama kali menjajalkan kaki di Benua Etam, kesan pertama hanyalah hawa panas yang jauh berbeda dengan kota asal kami.

Ditambah, rasa ragu terhadap diri sendiri terhadap kemampuan dan kesanggupan atas tanggung jawab yang diberikan.

Perum BIP Blok M-15, merupakan tempat singgah yang hingga saat ini kami tempati. Itu juga jadi pertama kalinya kami bertemu dengan orang hebat yang saya kenal saat ini dengan nama Mohammad Sukri, beliau adalah CEO MSI Group yang memiliki 4 media: Infosatu.co, Insitekaltim.co, Narasi.co, dan Natmed.id, bahkan dua diantaranya sudah terverifikasi faktual dan administrasi di Dewan Pers.

Jamuannya luar biasa, hal itu yang membuat kami merasa lebih sedikit santai dibanding sebelumnya.

Saya ingat, tugas liputan pertama saya di Samarinda yang diberikan beliau adalah mendatangi agenda mantan Wakil Gubernur Kaltim periode sebelumnya, Hadi Mulyadi di Hotel Aston Samarinda. Saat itu Hadi Mulyadi menghadiri launching salah satu brand skincare asal Jakarta.

Saya bertemu beberapa rekan wartawan disana. Yang saya hanya bisa lakukan adalah memperhatikan apa yang mereka lakukan

Mencegat, bertanya, dan mengajukan beragam pertanyaan. Hal itu yang terekam pertama kalinya oleh visual saya. Hingga akhirnya saya mampu praktikan meski penuh dengan rasa tegang. Saya ingat orang pertama yang pertama kali saya tanya adalah Angkasa Jaya Djoerani, kala itu dia menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda Periode (2019-2024).

Periode awal saya datang ke Benua Etam pada 2023, tidak terlalu lama namun rasanya juga tidak sebentar. 117 hari sebagai wartawan menjadi langkah awal saya untuk memahami profesi yang sangat kompleks ini.

Mungkin perjalanan ini tidak selalu berjalan mulus, namun setiap tantangan yang datang di setiap hari sejak 27 Agustus 2023 telah mengajarkan saya banyak hal. Dari sekadar rasa ragu terhadap diri sendiri, hingga akhirnya menemukan kenyamanan di profesi ini.

Tidak ada yang instan dalam dunia jurnalistik, dan setiap momen yang saya alami termasuk saat-saat canggung dan penuh tantangan adalah bagian dari perjalanan panjang untuk menjadi lebih baik. Setiap liputan, setiap pertemuan dengan orang-orang hebat, dan setiap kesempatan yang diberikan kepada saya adalah bekal untuk tumbuh lebih kuat, lebih siap.

Pada 19 Februari 2024, saat saya kembali melanjutkan perjalanan ini dengan semangat baru, saya tahu satu hal pasti: saya telah melewati begitu banyak proses pembelajaran dan perubahan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Saya bukan lagi pribadi yang sama seperti 117 hari yang lalu. Kepercayaan diri saya telah berkembang, dan tantangan-tantangan baru yang dihadirkan hanya semakin mematangkan diri saya sebagai seorang wartawan.

Au Revoir, 6 Januari 2025

‘Au Revoir’ Kata ini berasal dari bahasa Prancis yang secara harfiah berarti “sampai bertemu lagi” atau “sampai jumpa lagi,” yang mengandung makna bahwa perpisahan tersebut hanya sementara dan akan ada kesempatan untuk bertemu kembali di masa berikutnya.

Hari ini, 6 Januari 2025 merupakan momentum pelepasan 8 Wartawan Bandung, ada Ericka dan Aisyah selain yang sudah saya sebutkan. Tapi perpisahan ini layaknya makna ‘au revoir’ yang artinya bukan perpisahan permanen.

Dikemas dengan kehangatan makan bersama, berbincang, berdiskusi, hingga tukar menukar kado menjadi pemanis di sesi akhir. Nominal tak jadi persoalan, buktinya kami mampu merasakan suasana bahagia dengan berbagai hadiah ‘random’ yang kami terima.

“Semua pasti bisa jika kita mau belajar.”

“Jangan pernah berhenti belajar.”

“Kita ini harus terus belajar kreatif.”

Kalimat-kalimat tersebut merupakan untaian kata yang tidak pernah lepas diucapkan oleh CEO MSI Group, Mohammad Sukri disegala pertemuan ketika ia menyampaikan motivasi kepada wartawannya. Termasuk pada acara Pelepasan Wartawan Bandung kali ini.

Ungkapan itu benar adanya. Mungkin saat ini, ratusan ribu kata telah saya buat, ribuan kalimat telah saya susun. Tapi hal yang menjadi point utama adalah senantiasa membuka diri untuk belajar, dimanapun, kapanpun, bahkan dari siapapun.

Hari ini menjadi penutup sesi ke-2 saya di Kalimantan Timur, Samarinda. Jika kita tarik waktu, 439 hari terhitung saya telah menjalani profesi ini. Rasanya, Samarinda ini telah menjadi rumah ketiga setelah Cimahi, Tasikmalaya. Dihiasi tantangan, pertemanan, dan kebersamaan.

Secara pribadi, untaian terima kasih mungkin tak cukup untuk membalas segala kesempatan dan ilmu yang diberikan. Namun, jika ada kata yang lebih dari sekadar ‘terima kasih,’ mungkin itulah yang layak disampaikan kepada MSI Group.

Related posts

Pendidikan Gratis atau Makan Gratis?

Apakah Madura Bisa Jadi Provinsi Baru?

Dewi

Pelepasan Wartawan Asal Bandung Simbol Kebersamaan dan Dedikasi MSI Group

Adi Rizki Ramadhan

Leave a Comment

You cannot copy content of this page