infosatu.co
DISKOMINFO KALTIM

Kaltim Dinobatkan Sebagai Provinsi dengan Intervensi Spesifik Stunting Terbaik Regional II

Teks: Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, saat menyerahkan piagam penghargaan kepada Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, pada acara puncak HKN di Jakarta.

Jakarta, infosatu.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menorehkan prestasi nasional di bidang kesehatan masyarakat.

Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, Kaltim dinobatkan sebagai Provinsi dengan Capaian Intervensi Spesifik Stunting Terbaik untuk kategori Regional II oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, kepada Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, pada acara puncak HKN di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.

Penghargaan tersebut menjadi bukti konkret keberhasilan Kaltim dalam menjalankan strategi percepatan penurunan stunting secara terarah dan kolaboratif.

“Capaian ini menunjukkan bahwa kerja sama lintas sektor dalam penanganan stunting di Kaltim telah berjalan efektif dan berkelanjutan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, dr. Jaya Mualimin, usai acara.

Jaya menegaskan, keberhasilan menekan angka stunting di Kalimantan Timur merupakan hasil kerja kolektif dari berbagai pihak, mulai dari tenaga kesehatan, kader Posyandu, hingga pemerintah kabupaten dan kota.

Menurutnya, program intervensi di Kaltim tidak hanya berfokus pada layanan medis, tetapi juga melibatkan pendidikan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat.

“Pemerintah daerah, kader Posyandu, hingga keluarga berperan besar. Semua bergerak bersama, dari kota hingga pelosok desa,” tambahnya.

Ia menilai penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi, melainkan juga dorongan untuk terus memperkuat program berbasis data dan kolaborasi di seluruh wilayah Kalimantan Timur.

Dinas Kesehatan Kaltim diketahui menjalankan 11 program intervensi spesifik sebagai pilar utama penanganan stunting.

Antara lain skrining anemia dan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri serta ibu hamil,

Juga pemeriksaan kehamilan (ANC) dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan Kurang Energi Kronik (KEK).

Pemantauan tumbuh kembang balita, ASI eksklusif, serta pemberian MPASI kaya protein hewani.

Begitu pula peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap, serta edukasi gizi untuk remaja dan keluarga.

Jaya menambahkan, keberhasilan Kaltim juga didukung oleh sinergi dengan organisasi nonpemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas masyarakat dalam memperkuat literasi gizi dan kesadaran keluarga terhadap pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Selain kepada Pemprov Kaltim, Kemenkes juga memberikan apresiasi kepada kader Posyandu dan pemerintah daerah yang berhasil mengembangkan inovasi terbaik dalam pencegahan stunting dan peningkatan kesehatan masyarakat.

Langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pencegahan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus menyeluruh mulai dari tingkat rumah tangga.

Usai menerima penghargaan, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya penurunan stunting.

“Penghargaan ini bukan untuk saya, tetapi untuk seluruh masyarakat Kaltim. Ini hasil kerja nyata para tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan pemerintah daerah yang terus bergerak di lapangan,” tegasnya.

Ia juga menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk terus memperluas cakupan intervensi kesehatan dan gizi, khususnya di wilayah perdesaan dan daerah tertinggal.

“Kami ingin memastikan setiap anak di Kaltim tumbuh sehat, cerdas, dan produktif. Stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi masa depan bangsa,” tutupnya.

Related posts

Dana Pendidikan Gratispol Rp44,15 Miliar Akhirnya Cair untuk Tujuh PTN di Kaltim

Rizki

Kesehatan Kaltim Meningkat, Pemerintah Siapkan Rumah Sakit Baru di 2026

Firda

Kaltim Perkuat Budaya K3 di Tengah Laju Pembangunan IKN

Firda

Leave a Comment

You cannot copy content of this page