infosatu.co
DISKOMINFO KALTIM

Jelang Musim Kemarau, Gubernur Kaltim Serukan Kewaspadaan Penuh akan Karhutla

Teks: Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud

Balikpapan, infosatu.co – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan bahwa kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau harus menjadi agenda prioritas seluruh pemangku kepentingan.

Terutama dalam mengantisipasi potensi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang dapat berdampak luas terhadap ekosistem dan kesehatan masyarakat.

Penegasan itu disampaikan Rudy Mas’ud saat membuka kegiatan Konsolidasi Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan yang digelar di Hotel Novotel Balikpapan pada Jumat, 4 Juli 2025.

Kegiatan ini merupakan inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq bersama jajaran, serta perwakilan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Di hadapan para peserta, Rudy Mas’ud menyampaikan bahwa mayoritas kebakaran hutan dan lahan, sebesar 99 persen, bersumber dari aktivitas manusia.

Fakta ini, menurutnya, menjadi penanda bahwa upaya pencegahan dapat dilakukan secara masif apabila seluruh elemen menunjukkan kesadaran kolektif dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Sebanyak 99 persen kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh aktivitas manusia. Artinya, hal ini bisa kita cegah bersama melalui kesadaran, kedisiplinan, dan komitmen kolektif,” ujar Rudy Mas’ud.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kehadiran personel dan peralatan pemadaman memang vital dalam merespons kejadian di lapangan.

Namun, langkah paling strategis tetap berada pada pencegahan.

Menurutnya, tindakan preventif tidak hanya lebih murah secara biaya, tetapi juga mampu menyelamatkan lebih banyak aspek lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat.

“Petugas kita selalu siap bekerja keras, tetapi harus diakui, mencegah tetap jauh lebih baik daripada memadamkan. Pencegahan adalah kunci utama,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor.

Ia menilai bahwa penanganan karhutla tidak bisa dibebankan hanya pada satu institusi atau sektor tertentu.

Pemerintah daerah, penegak hukum, kalangan usaha, dan masyarakat sipil, menurutnya, harus membentuk barisan kokoh untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksi mencapai puncaknya pada Juli hingga Agustus 2025.

“Apalagi Kalimantan Timur memiliki wilayah hutan dan lahan gambut yang cukup luas dan rentan terbakar. Kerja sama semua pihak adalah keniscayaan,” katanya menambahkan.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap pencapaian Kalimantan Timur dalam menekan jumlah titik api.

Berdasarkan data yang dihimpun hingga pertengahan 2025, hanya ditemukan 15 titik api di wilayah ini.

Angka tersebut menandai penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Penurunan ini menunjukkan hasil nyata dari kolaborasi yang terus dibangun, serta masih tingginya curah hujan di sebagian wilayah Kaltim. Namun, kita tidak boleh lengah,” ujar Hanif.

Menteri Hanif mengingatkan bahwa kewaspadaan tetap harus dijaga, terutama oleh sektor swasta, seperti perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Ia menekankan pentingnya kesiapan menyeluruh, mulai dari penguatan sistem pelaporan dini, pelatihan rutin untuk tenaga lapangan, hingga pengadaan peralatan pemadam yang sesuai standar.

“Kita dorong agar seluruh perusahaan menyusun rencana tanggap darurat secara berkala, serta melibatkan kelompok masyarakat peduli api dalam patroli dan edukasi,” katanya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan teknologi dalam sistem deteksi dini kebakaran.

Menurutnya, integrasi antara data satelit dengan pelaporan dari lapangan dapat mempercepat respons awal dan meminimalkan risiko kebakaran meluas.

“Koordinasi antara pusat dan daerah harus lebih cepat dan responsif. Kita tidak boleh menunggu sampai api besar baru bertindak. Prinsip kita: deteksi dini, lapor cepat, tanggap cepat,” ujarnya.

Dukungan dari sektor swasta pun ditegaskan oleh Ketua Bidang Sustainability Gapki, Bambang Dwi Laksono.

Ia menyampaikan bahwa sebagian besar perusahaan anggota Gapki telah membentuk tim tanggap darurat, menyediakan sarana pemadam kebakaran, serta menyelenggarakan pelatihan untuk karyawan dan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

“Kami terus meningkatkan kapasitas internal, termasuk memberikan pelatihan kepada karyawan dan masyarakat sekitar. Ini bukan hanya kewajiban, tapi juga bentuk tanggung jawab moral kami terhadap lingkungan,” ucap Bambang.

Melalui forum konsolidasi ini, diharapkan kesiapsiagaan di seluruh lapisan dapat ditingkatkan secara signifikan menjelang masa rawan karhutla.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi berkala, agar kesiapan operasional dan respons cepat tetap terjaga di seluruh wilayah, khususnya yang tergolong rawan. (Adv/Diskominfokaltim)

Editor : Nur Alim

Related posts

Gubernur Kaltim Dorong Pusdal LH Jadi Pusat Data dan Riset Lingkungan Kalimantan

Martinus

Kaltim Siap Gelar HKG PKK, Masyarakat Diimbau Dukung dan Pahami Penyesuaian Lalu Lintas

adinda

Samarinda Tuan Rumah HKG, PKK Kaltim Pastikan Kesiapan Maksimal Sambut Agenda Nasional

adinda

Leave a Comment

You cannot copy content of this page