Samarinda, infosatu.co – Peristiwa kebakaran di Kota Samarinda, Kalimantan Timur mengalami penurunan pada awal 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kota Samarinda Hendra AH mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan penurunan kebakaran. Pertama, faktor cuaca dan yang kedua meningkatnya kesadaran warga terhadap pencegahannya.
“Dibandingkan tahun lalu, tren kebakaran tahun ini lebih terkendali. Salah satu penyebabnya adalah curah hujan yang masih tinggi di awal tahun, meskipun suhu udara tetap panas,” ujarnya.
Menurutnya, meningkatnya kesadaran warga seiring dengan upaya edukasi yang terus dilakukan oleh petugas Disdamkar.
Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (Probebaya) yang mencakup pelatihan pemadaman serta penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di rumah-rumah dinilai cukup efektif.
“Kesadaran masyarakat meningkat. Banyak yang sudah mengikuti pelatihan pemadaman api dan mulai menyediakan APAR di rumah mereka,” tambah Hendra.
Meski angka kebakaran menurun, Disdamkar tetap mewaspadai titik-titik rawan kebakaran, terutama di kawasan padat penduduk dengan akses jalan yang sempit.
Saat ini, terdapat sekitar 70 titik rawan kebakaran di Samarinda dengan konsentrasi tertinggi di Kelurahan Pelita, Sidomulyo, dan Karang Asam Ilir.
Sebagai langkah mitigasi, Disdamkar terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada warga. Selain Probebaya, program Damkar Goes to School juga dilaksanakan untuk membangun kesadaran sejak dini tentang bahaya kebakaran.
“Kami tidak hanya bertugas untuk memadamkan api, tetapi juga fokus pada upaya pencegahan. Sosialisasi, edukasi, dan simulasi kebakaran terus kami lakukan agar masyarakat semakin siap menghadapi risiko kebakaran,” pungkasnya.
