Samarinda, infosatu.co – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti tantangan yang dihadapi para guru dalam implementasi Program Merdeka Belajar (PMB) yang diinisiasi oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.
Meski program ini bertujuan mengurangi beban administratif dosen dan tenaga pendidik, realitanya justru menambah tantangan baru bagi guru. Hal ini terkait beban administratif dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Hetifah mengungkapkan keluhan dari para guru yang merasa beban administratif ini mengganggu waktu istirahat dan mengurangi waktu mereka untuk mengurus rumah tangga.
“Beban administratif ini mungkin memangkas waktu mereka untuk beristirahat dan mengurus rumah. Guru harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman,” ujar Hetifah Sabtu (29/6/2024).
Politikus Partai Golkar ini menegaskan bahwa meskipun perubahan sering kali tidak menyenangkan, para guru harus meningkatkan kompetensi mereka.
Hali ini sesuai dengan perubahan yang terus terjadi. Ini berarti bekerja lebih keras dan mengalokasikan lebih banyak waktu untuk memenuhi tuntutan administratif yang datang dengan Kurikulum Merdeka.
Hetifah juga menekankan pentingnya apresiasi bagi para guru untuk meningkatkan semangat mereka dalam menghadapi transformasi ini. Menurutnya, apresiasi ini bisa berupa tunjangan atau insentif yang akan membantu meringankan beban kerja mereka.
“Berikan apresiasi untuk usaha keras mereka. Tunjangan dan insentif dapat membantu mereka dalam menghadapi tantangan ini,” tuturnya.
Transformasi digital dalam pendidikan merupakan langkah penting menuju peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Namun, dukungan yang memadai dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan agar proses ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
“Dengan dukungan yang memadai, diharapkan proses ini dapat berjalan lancar dan membawa pendidikan Indonesia menuju kualitas yang lebih baik,” tandasnya.