Samarinda, infosatu.co – Program pendidikan gratis yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui skema GratisPol dianggap sebagai terobosan besar dalam kebijakan pendidikan tinggi nasional. Tidak seperti program beasiswa pada umumnya, GratisPol disebut-sebut memberikan akses pendidikan yang merata tanpa seleksi ketat.
Ade Ismail, seorang pakar pendidikan sekaligus dosen di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), menilai bahwa program ini bisa menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan jika pelaksanaannya dilakukan dengan baik.
“Kalau dikelola secara baik dan benar, tepat sasaran, ini jadi warisan yang sangat keren. Karena sebelumnya kita tidak pernah punya kebijakan pendidikan yang memberikan akses dan kesempatan untuk semua dengan status yang sama,” ujarnya saat diwawancarai eksklusif oleh infosatu.co.
Ia menambahkan bahwa proses pendaftaran cukup sederhana. Mahasiswa hanya perlu mendaftar, kemudian datanya akan diverifikasi oleh pihak kampus. Setelah itu, bantuan dana akan langsung disalurkan ke rekening mahasiswa dan otomatis diteruskan ke rekening perguruan tinggi.
“Mahasiswa nanti akan mendaftarkan diri untuk program GratisPol, setelah datanya diterima pemprov, mereka akan divalidasi oleh kampus. Kalau sudah diverifikasi aktif, dana bantuan akan dikirim ke rekening mahasiswa, lalu otomatis diteruskan ke rekening kampus,” jelas Ade.
Meski lahir dari kebijakan politik, menurut Ade, program ini tetap layak diapresiasi karena memberikan manfaat nyata. Ia berharap pelaksanaan GratisPol dapat dilakukan secara profesional dan berkesinambungan agar memberikan kontribusi nyata bagi masa depan pendidikan di Kaltim.
Di sisi lain, Pemprov Kaltim terus menyempurnakan sistem pendataan serta menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi swasta, sebagai bagian dari persiapan peluncuran program yang menyasar mahasiswa dari jenjang S1 hingga S3 ini.