
Samarinda, infosatu.co – Merosotnya alokasi anggaran program Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) memunculkan kekhawatiran serius bagi kalangan DPRD Kalimantan Timur.
Fuad Fakhruddin, anggota DPRD Kaltim menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang harus tetap diperhatikan, meski di tengah keterbatasan anggaran.
Ia menilai, penurunan anggaran BKT akan berdampak besar bagi warga yang berpenghasilan rendah. Sebab, mereka mengantungkan biaya pendidikannya pada bantuan tersebut.
Maka, dengan merosotnya anggara program tersebut berpotensi mengurangi jumlah penerima. Selain itu, memperkecil kesempatan bagi generasi muda untuk berkontribusi bagi daerah.
“Pendidikan adalah salah satu fondasi utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Jika anggarannya terus dikurangi, bagaimana kita bisa memastikan generasi muda siap menghadapi tantangan pembangunan Kaltim?” ucap Fuad, Kamis (31/10/2024).
Meski komposisi alat kelengkapan dewan (AKD) belum disusun secara final, Fuad menggarisbawahi pentingnya peran DPRD untuk mengusahakan tambahan anggaran.
Menurutnya, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik adalah modal utama bagi kemajuan daerah yang tidak boleh diabaikan.
“Pembangunan daerah membutuhkan SDM yang terdidik dan kompeten. Jika kesempatan pendidikan semakin terbatas, kita menghadapi risiko kehilangan potensi besar untuk membangun Kaltim yang lebih maju,” tambahnya.
Tahun ini, anggaran BKT mengalami pengurangan signifikan, dengan APBD murni yang hanya mencapai Rp200 miliar, sekitar 40 persen dari alokasi tahun lalu.
Meski tambahan Rp20 miliar dialokasikan melalui APBD Perubahan, total anggaran hanya mencapai Rp220 miliar atau sekitar 46 persen dari anggaran sebelumnya.
Pengurangan ini diperkirakan akan berdampak pada jumlah penerima beasiswa dengan jumlah sekitar 47 ribu orang.