Balikpapan, Infosatu.co – Penerimaan pajak di Balikpapan masih belum sesuai harapan. Potensi pajak belum tergarap secara maksimal, akibat masih tingginya penunggak pajak.
Anggota Komisi II DPRD Balikpapan Syukri Wahid sedikit meragukan target pajak yang sudah disesuaikan dengan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 tercapai tahun ini.
Sebagai informasi, sebelum pandemi Covid-19, pendapatan Balikpapan ditargetkan sebesar Rp511 miliar. Namun setelah refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, pendapatan Kota Beriman kemudian disepakati hanya sebesar Rp389 miliar. Target itu akan dicapai hingga akhir Desember tahun ini.
“Ini saya belum tahu. Apakah target Rp389 miliar itu bisa dicapai dalam dua bulan ini. Nanti kita coba koreksi,” kata Syukri kepada infosatu.co di Ruang Komisi II DPRD Balikpapan Senin (12/10/2020).
Meski demikian, dia mengapresiasi berbagai langkah yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Balikpapan untuk bisa memenuhi target tersebut. Salah satunya dengan memberikan tambahan waktu tanpa denda untuk pembayaran PBB hingga Desember nanti.
“Kita apresiasi upaya ini. Mungkin memang masih banyak yang belum membayar. Ini bisa jadi cara untuk mendongkrak pendapatan dari PBB,” tambahnya.
Selain itu, Syukri juga menyinggung 11 wajib pajak PBB dengan tagihan bernilai miliaran rupiah, namun baru 3 yang sudah membayar lunas. Karena itu dia mengingatkan 8 wajib pajak yang belum melunasi hutang pajak mereka yang sudah terakumulasi beberapa tahun agar dapat segera melunasinya.
Demi membantu Dispenda, Syukri juga menyebutkan bahwa DPRD Balikpapan akan mengundang para penunggak pajak untuk mendengarkan langsung alasan mereka tidak membayar pajak. Sebab sebelumnya, Wali Kota Balikpapan Rizal Efendi sudah memberikan alternatif bagi mereka untuk mencicil tunggakan hingga 5 kali. Tunggakan pajak PBB ini diperkirakan mencapai Rp9 miliar.
“Kalau tahun ini kan memang pandemi. Okelah. Lalu tunggakan yang dua tahun sebelumnya bagaimana, apa alasannya? Ini yang akan kita kejar. Apakah mereka pailit, atau bagaimana? Itu semua ada mekanismenya,” tutup Syukri Wahid. (editor: Achmad)