Kukar, infosatu.co – Kepala Seksi Data Informasi Tata Ruang Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar Asli Husaini mengatakan potensi perikanan di Kecamatan Anggana sangat menjanjikan.

Menurutnya Anggana memilki tiga desa pesisir yang bisa dikembangkan salah satunya adalah Desa Muara Pantauan.
“Kami akan melakukan penyusunan dokumen peta tata ruang pembudidayaan ikan bersama konsultan dan tim ahli dari Universitas Mulawarman (Unmul),” ungkap Husaini kepada infosatu.co di Ruang Rapat Lantai 2 DKP Kukar, Kamis (26/11/2020).
Anggana merupakan pemasok udang windu terbesar di Kukar. Udang jenis ini merupakan komoditas ekspor terbesar Kukar. Pada tahun 2019, berhasil mengekspor dengan volume 1.113.196 kilogram dengan nilai USD 26.320.803 atau setara dengan Rp 336.316.149.982.
“Di Anggana ini masyarakat membudidaya udang windu, pembudidaya tambak masih tradisional. Hal ini akan kami kembangkan lebih baik lagi,” kata Husaini.
Menurut Husaini, banyak kendala yang dihadapi oleh nelaya miskin di Anggana seperti rusaknya tanggul yang disebabkan iklim global. Belum lagi harus bersinggungan dengan Dinas Kehutanan (Dishut), karena status lahan untuk budidaya perikanan dengan status kawasan budidaya kehutanan (KBK) masih belum jelas.
“Anggana termasuk kawasan delta mahakam yang sebagian masuk pada lahan kehutanan, ini menjadi masalah status lahan KBK. Para nelayan kami banyak beraktivitas di situ. Sehingga sampai sekarang masih belum ada payung hukum untuk nelayan miskin ini,” ujarnya.
Delta Mahakam merupakan suatu kawasan delta yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat adanya endapan di muara Sungai Mahakam dengan Selat Makassar. Jika dilihat dari angkasa, kawasan delta ini berbentuk menyerupai bentuk kipas.
“Kita juga tidak ingin bergesekan dengan sektor lain. Secara informal kami sudah lakukan koordinasi dengan Dishut. Kami inginkan bagaimana caranya pembudidaya bisa kita bina, kita berharap setelah kegiatan ini ada peta tata ruang untuk nelayan ini,” tutur Husaini.
DKP akan menyusun dokumen tata ruang yang baik untuk delta mahakam. Sehingga dapat dipetakan berapa jumlah kelompok nelayannya. Luas lahan tambak yang mereka kelola dan prosuksi nelayan.
“Kalau kita punya dokumen tata ruang akan memudahkan kita mengambil kebijakan untuk kesejahteraan nelayan,” terangnya.
Dia berharap membuat peta tematik tentang luas kawasan yang diperuntukkan bagi pengembangan perikanan budidaya khususnya untuk wilayah perikanan budidaya tawar. (editor: irfan)