Samarinda, infosatu.co – Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kalimantan Timur (Disperindagkop UKM Kaltim) Heni Purwaningsih menyebut pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya perempuan sebagai langkah strategis untuk menambah nilai produk bandeng.
“Dengan keterampilan seperti pengolahan bandeng cabut duri, bandeng presto atau produk turunannya seperti amplang, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan sekaligus menciptakan produk unggulan daerah,” kata Heni.
Program pelatihan dan kewirausahaan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan kelompok nelayan telah menjadi prioritas Disperindagkop UKM Kaltim. Heni menyoroti, bahwa bandeng cabut duri memiliki nilai jual jauh lebih tinggi dibandingkan bandeng mentah.
“Harga bandeng mentah saat ini sekitar Rp30 ribu per kilogram. Namun, setelah diolah, harganya bisa meningkat signifikan. Ini peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Dengan upaya terpadu dari semua pihak, Heni optimis potensi bandeng lokal dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Benua Etam.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik mendorong optimalisasi pengolahan hasil tambak lokal untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah.
Salah satu langkah strategisnya adalah pemberdayaan KWT di Desa Labangka, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) untuk mengelola ikan bandeng cabut duri.
Dalam kesempatan panen perdana program perikanan magrove, Akmal Malik menyampaikan bahwasanya ikan bandeng cabut duri memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Oleh karena itu, dengan memberdayakan KWT, hasil tambak lokal dapat diolah lebih maksimal tanpa perlu mendatangkan bandeng dari luar daerah.