Samarinda, Infosatu.co – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengintensifkan upaya pelestarian budaya daerah dengan melibatkan generasi muda dan seniman lokal.
Langkah ini dinilai strategis untuk memastikan kekayaan tradisi Kaltim tidak hanya bertahan di masa kini, tetapi juga diwariskan dan berkembang pada generasi berikutnya.
Analis Kesenian dan Budaya Daerah Disdikbud Kaltim, Pri Angga, mewakili Kepala Bidang Kebudayaan, menegaskan bahwa generasi muda merupakan garda terdepan dalam menjaga keberlanjutan budaya.
Hal tersebut disampaikannya saat ditemui di Kantor Disdikbud Kaltim, Selasa, 29 Juli 2025.
“Generasi muda adalah kunci keberlanjutan kebudayaan kita. Sejak dini, mereka harus diperkenalkan dengan sejarah dan tradisi lokal, agar tumbuh rasa cinta dan bangga terhadap identitas budaya Kalimantan Timur,” ujarnya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Disdikbud Kaltim merancang sejumlah program yang mengintegrasikan pendidikan dan kebudayaan ke dalam ekosistem sekolah.
Salah satunya adalah kegiatan rutin setiap 27 Januari, yaitu peringatan Peristiwa Merah Putih di Sanga-Sanga.
Dalam kegiatan ini, siswa jenjang pendidikan menengah tidak hanya mengikuti upacara, tetapi juga diajak menyusuri Sungai Mahakam, berdialog dengan para veteran dan pelaku sejarah, serta berkunjung ke Museum Perjuangan Merah Putih.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya membaca sejarah di buku, tetapi juga merasakannya langsung dari saksi sejarah. Dengan begitu, nilai kebudayaan dan nasionalisme benar-benar melekat,” terangnya.
Selain itu, berbagai lomba edukatif juga rutin digelar, seperti lomba cerdas cermat sejarah dan budaya, lomba karya tulis ilmiah, serta lomba seni rupa tradisional.
Tujuannya agar siswa tidak hanya mengenal budaya secara teoritis, tetapi juga mampu mengapresiasi dan mengekspresikannya dalam bentuk karya nyata.
Salah satu program unggulan lain adalah Gerakan Seniman Masuk Sekolah. Melalui program ini, seniman lokal dihadirkan untuk mengajar seni dan budaya secara langsung kepada siswa di sekolah-sekolah.
“Dengan melibatkan seniman, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung dari maestro yang benar-benar menguasai seni tradisional. Ini cara efektif melestarikan seni sekaligus memberi penghargaan pada seniman lokal,” paparnya.
Program ini juga kerap dilakukan di luar jam pelajaran reguler, memberi ruang lebih luas bagi siswa untuk berinteraksi dengan kebudayaan mereka.
Menurutnya, langkah ini menjadi solusi konkret atas keterbatasan guru seni di berbagai daerah.
Meski berbagai program telah berjalan, Pri Angga mengakui bahwa tantangan terbesar datang dari derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
Budaya lokal berpotensi tergeser jika generasi muda tidak aktif dilibatkan dalam pelestarian.
“Kita harus jujur, generasi sekarang banyak terpengaruh budaya luar. Karena itu, penguatan identitas lokal melalui pendidikan budaya menjadi sangat penting,” tegasnya.
Disdikbud Kaltim pun menekankan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan dunia seni.
Generasi muda diharapkan tidak sekadar menjadi pewaris pasif, tetapi juga pelaku yang mengembangkan budaya sesuai dengan perkembangan zaman.
Selain program sekolah, Disdikbud Kaltim juga mendukung berbagai kegiatan budaya di tengah masyarakat.
Misalnya festival tradisi, seni pertunjukan, dan permainan rakyat yang menjadi bagian dari identitas lokal.
Salah satu contohnya adalah permainan tradisional Belogu di Kabupaten Paser, yang hingga kini masih eksis dan kerap ditampilkan dalam acara rakyat.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini kami dukung agar terus hidup, karena budaya tidak hanya ada di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat,” ujarnya.
Pri Angga menyampaikan bahwa melalui kombinasi antara pendidikan berbasis budaya, keterlibatan seniman lokal, serta dukungan terhadap kegiatan budaya masyarakat, warisan budaya Kaltim dapat terjaga keberlangsungannya.
“Kami ingin pelajar menjadi garda depan pelestarian budaya. Mereka bukan sekadar pewaris, tapi juga pengembang yang bisa membawa budaya Kaltim ke tingkat yang lebih tinggi. Budaya adalah identitas kita, dan dengan melibatkan generasi muda serta seniman lokal, kita memastikan budaya Kaltim tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya ini, Disdikbud Kaltim optimis generasi muda akan semakin mencintai dan menjaga budaya daerah, sehingga tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Kaltim, tetapi juga kontribusi nyata bagi pelestarian budaya nasional. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Nur Alim