infosatu.co
DPRD KALTIM

Demi Indonesia Emas 2045, Afif Ajak Anak Muda Berani Keluar dari Zona Nyaman

Teks: Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Muhammad Afif Rayhan Harun.

Samarinda, infosatu.co – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Muhammad Afif Rayhan Harun berbicara mengenai pentingnya keluar dari zona nyaman dalam kehidupan. Terutama, bagi para generasi muda.

Hal ini disampaikan pada saat sesi diskusi publik yang bertajuk “Politisi Muda: Antara harapan dan realita dalam menghadapi tantangan politik menuju Indonesia emas tahun 2045” yang digelar oleh Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Kaltim di Cafe Bagios, Senin (11/11/2024) malam.

Dalam forum itu, pria berusia 27 tahun yang akrab disapa Afif ini juga membagikan kisah hidup yang penuh tantangan hingga akhirnya berlabuh sebagai politikus.

Dalam pendidikan, ia sempat ke luar negeri. Namun, Afif memilih melanjutkan studi di Universitas Makassar meski pilihan tersebut sempat mendapat penolakan dari orang tuanya.

Setelah lulus dari SD Muhammadiyah 1, ia meneruskan ke SMP Negeri 1 Samarinda. Lantas, melanjutkan studi di Senior High School City College Singapore pada tahun 2012 hingga 2014.

Setelah kembali dari Singapura, ia melanjutkan pendidikan sarjananya di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan lulus pada 2019 dengan gelar Sarjana Hukum (SH).

Meski berkesempatan menempuh pendidikan di luar negeri, Afif merasa bahwa hidupnya menjadi terlalu nyaman dan tidak menantang.

“Saya merasa seperti kehilangan masa SMA saya karena kehidupan yang serba mudah,” kata anak kandung dari mantan anggota DPRD Provinsi Kaltim yang juga Wali Kota Samarinda periode 2021-2024 Andi Harun.

Untuk mencari tantangan baru, Afif mengambil keputusan besar dengan mendaftarkan diri ke Universitas Makassar.

Pilihan itu berbeda dengan keinginan sang ayah yang menginginkan Afif pendidikan di Singapura atau Australia. “Saya ingin mencoba hal baru,” ujarnya.

Keputusan ini membawa Afif ke kehidupan yang semakin berwarna. Sebab, tradisi mahasiswa di Makassar dikenal keras dan penuh tantangan.

Di Makassar, Afif belajar banyak tentang kesulitan dan bagaimana bertahan hidup dalam dunia kampus yang penuh perjuangan. “Saya harus berjuang mati-matian untuk membuktikan diri,” kenangnya.

Selain itu, Afif juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi di kampus. Sebelum bergabung dengan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), ia sempat ikut beberapa organisasi lain, namun akhirnya menemukan jiwa yang lebih cocok di IMM. “Di IMM, saya merasa bisa berkembang lebih baik,” ungkapnya.

Pengalaman hidup yang penuh tantangan di Makassar membentuk Afif menjadi pribadi yang lebih tangguh dan memiliki visi yang jelas.

Menurutnya, generasi muda harus berani keluar dari zona nyaman untuk menghadapi kehidupan yang lebih keras. Terutama, dalam dunia politik yang membutuhkan pemikiran kritis dan kemauan untuk berinovasi.

Ia mengajak mahasiswa dan pemuda Indonesia untuk lebih aktif berpikir tentang masa depan bangsa. “Indonesia Timur bisa kita bawa ke arah yang lebih baik, itu mungkin. Jangan terjebak dalam kebiasaan yang kurang bermanfaat,” tambahnya.

Afif menekankan pentingnya mengubah kebiasaan yang tidak produktif dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Hal ini seperti literasi dan diskusi yang lebih mendalam.

Selain itu, Afif juga menyoroti pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan Indonesia. Menurutnya, untuk menuju Indonesia Emas 2045 diperlukan perubahan signifikan di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

“Indonesia menuju Indonesia Emas pada tahun 2045. Ini adalah kenyataan yang pasti akan terjadi,” tegasnya.

Afif mengingatkan bahwa politik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam menentukan kebijakan yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat.

“Politik itu sangat berfungsi bagi kehidupan kita, terutama bagi perempuan. Dari ujung kaki hingga ujung rambut, semua itu dipengaruhi oleh politik,” ujarnya.

Ia juga mengajak para mahasiswa untuk terlibat dalam politik dengan bijak. Sebab, masa depan Indonesia ada di tangan mereka.

Dengan semangat yang tinggi, Afif mengajak generasi muda untuk tidak menjadi golongan putih (golput) dalam pemilu, melainkan berpartisipasi aktif dalam menentukan masa depan bangsa. “Golput bukanlah pilihan politik. Golput adalah pilihan moral,” katanya.

Ia percaya bahwa setiap pilihan yang diambil akan memengaruhi Indonesia dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.

Afif menegaskan bahwa semua masyarakat memiliki peran besar dalam pembangunan Indonesia. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berbuat banyak demi masa depan yang lebih baik.

“Kita mulai dari hal yang paling sederhana. Pilihlah pemimpin yang benar-benar peduli dengan rakyat, karena itu akan memengaruhi seluruh hidup kita,” ujarnya mengakhiri diskusi.

Sebagai tambahan, Andi Muhammad Afif Rayhan Harun yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Kaltim juga aktif dalam berbagai organisasi.

Ia adalah Wakil Bendahara DPC Gerindra dan Ketua Umum Taekwondo Indonesia Samarinda. Sebelumnya, Afif juga terlibat dalam organisasi sosial dan mahasiswa, termasuk IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah).

Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan membentuknya menjadi pribadi yang teguh dalam memperjuangkan perubahan untuk masyarakat Kaltim.

Related posts

Kebutuhan Meningkat, Pasokan Air Bersih Balikpapan Terkendala Regulasi

Emmy Haryanti

Damayanti: Prihatin Dampak Negatif Teknologi terhadap Semangat Belajar Generasi Muda

Emmy Haryanti

Dokumen Belum Siap, Bapemperda Tunda Pembahasan 2 Raperda Baru

Emmy Haryanti

Leave a Comment

You cannot copy content of this page