infosatu.co
TOKOH

Dari Penolakan hingga Pengakuan, Perjalanan Panjang Gilfantee Musrifah Meraih HKI

Teks: Dari Penolakan hingga Pengakuan, Perjalanan Panjang Gilfantee Musrifah Meraih HKI

Samarinda, infosatu.co – Setelah melalui perjalanan yang tidak sebentar, akhirnya sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HKI) berupa Hak Cipta dan Merek resmi terbit untuk produk ekonomi kreatif Gilfantee milik Musrifah.

Bagi sebagian orang, proses ini mungkin terdengar biasa. Namun bagi Musrifah, pencapaian ini adalah jawaban dari perjalanan yang berliku selama bertahun-tahun.

Gilfantee adalah produk ekonomi kreatif di bidang fashion. Musrifah memperkenalkan budaya daerah melalui wastra Kalimantan Timur melalui produknya.

Musrifah mengemas motif flora, fauna, dan unsur tenun khas Kaltim dalam desain modern, baik dalam bentuk koleksi ready to wear maupun pesanan khusus (request baju).

“Saya ingin memperkenalkan budaya Kalimantan Timur melalui fashion”, ujarnya.

Kecintaannya pada dunia jahit sudah dimulai sejak lama, namun ia baru menekuni desain fashion secara profesional pada 2016, tahun yang ia sebut sebagai lahirnya Gilfantee.

Gilfantee milik perempuan berusia 54 tahun itu sempat mengalami penolakan saat proses pengajuan HKI pada empat tahun lalu dikarenakan ada salah satu merek yang memakai nama yang sama dengan nama yang di ajukannya.

Saat itu ia bingung bagaimana caranya agar merek lamanya tetap dikenal, sementara ia harus menarik dan mengganti nama. Tantangannya adalah bagaimana pelanggan tetap mengenal merek Gilfantee.

Menurut Musrifah hal itu menjadi perjuangan yang sungguh luar biasa panjang. Pengajuan yang berhasil ini di lakukannya pada tahun 2024, sedangkan pengajuan yang gagal sebelumnya terjadi pada tahun 2022.

Selama proses pengajuan tahun 2024 hingga terbitnya sertifikat, Musrifah mengikuti pembinaan resmi dari instansi terkait. Ia dibimbing dari awal, mulai dari cara mendaftar, menyelesaikan kendala teknis, hingga memahami dokumen yang diperlukan, dan semuanya tanpa biaya.

“Alhamdulillah, gratis dari awal sampai selesai. Kami benar-benar dibina sampai lolos,” ungkapnya.

Keberhasilan ini semakin berarti karena produk Gilfantee kini telah dikenal secara nasional. Melalui Instagram, e-commerce, hingga program pembinaan dari BUMN, Telkom, Pertamina, dan Kementerian Ekonomi Kreatif, karyanya telah menjangkau pelanggan di berbagai daerah.

Meski begitu, Musrifah menyebut bahwa pelanggan terbanyak tetap datang dari Kalimantan Timur.

Namun perjalanan tersebut bukan tanpa tantangan. Menurutnya, kendala sumber daya manusia (SDM) di daerah menjadi PR terbesar.

Meski demikian, keberadaan komunitas desainer di Kaltim membantu dirinya dan pelaku UMKM lain untuk saling bertukar solusi.

“Komunitas sangat membantu. Selalu ada jalan keluar,” katanya.

Di akhir pembicaraan, Musrifah memberikan pesan bagi pelaku UMKM yang ingin mendaftarkan HKI.

“Segera saja. Ini penting untuk melindungi karya dan identitas usaha kita. Prosesnya mudah karena dibimbing dari nol, dan gratis,” tegasnya.

Penerbitan HKI ini menjadi kebanggan tersendiri bagi Musrifah, yang selama bertahun-tahun mencari cara untuk memastikan bahwa karyanya tidak mudah ditiru dan memiliki perlindungan hukum yang jelas.

Gilfantee bukan hanya merek fashion melainkan simbol ketekunan, perjalanan panjang, dan dedikasi seorang perempuan yang ingin menjaga budaya daerah agar tetap hidup melalui fashion.

Related posts

Kusuma, ‘Preman Pensiun’ Kini Aktif Membuat Club Sholawat Jibril di Pendopo Pasuruan

Zainal Abidin

Menapaki Jejak Wali, Wisata Religi MSI Group dari Samarinda ke Tanah Jawa

Rizki

Dewi Sukarno Temukan Kesamaan Filosofi antara Kim Il Sung dan Bung Karno

Rizki

Leave a Comment

You cannot copy content of this page