Samarinda, infosatu.co – Ancaman kebocoran data dan penyalahgunaan informasi pribadi, bukan hanya persoalan teknis di balik layar sistem elektronik, tetapi juga persoalan perilaku dan budaya digital masyarakat.
Hal ini diungkapkan oleh Dwi Kardono, Pembina Utama Madya yang menjabat sebagai Sandiman Ahli Madya dari Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Itu diungkapkan saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kalimantan Timur di Ruang Wiek, Kamis, 10 Juli 2025.
Dalam paparannya, Dia mengajak peserta untuk tidak semata-mata memahami keamanan informasi sebagai isu teknologi semata.
Menurutnya, keamanan informasi justru berakar dari perilaku masyarakat dalam menggunakan dan mengelola data pribadinya.
“Jangan anggap remeh kebiasaan kecil seperti menyimpan kata sandi sembarangan atau membuka tautan yang tidak jelas. Hal-hal seperti ini justru membuka celah bagi kejahatan digital,” ujarnya.
Dia menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif di tengah masyarakat agar tidak menjadi korban manipulasi siber, terutama di era digital yang semakin kompleks.
Ia juga mengingatkan bahwa perlindungan informasi seharusnya dimulai dari individu masing-masing, sejak dari lingkungan rumah dan sekolah.
“Anak-anak kita hari ini tumbuh dalam dunia digital. Kalau dari sekarang tidak diajarkan pentingnya menjaga data, mereka akan lebih rentan di masa depan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga membagikan pengalamannya saat bertugas mengelola sistem elektronik di daerah terpencil.
Ia menggambarkan betapa pentingnya edukasi siber meski di wilayah yang secara infrastruktur belum sepenuhnya maju.
“Di daerah seperti Afrika Latifah yang saya pernah kunjungi, miniatur sistem pemerintahan Indonesia dibangun di sana. Tapi yang membuat sistem itu berjalan bukan sekadar teknologi, melainkan kesadaran dan komitmen orang-orangnya,” tuturnya.
Selain itu, ia menyisipkan pesan singkat namun bermakna kepada para peserta
Jaga data, jangan sembarangan. Agar aman, informasi kita
Ia menyampaikan pesan itu sebagai bentuk ajakan untuk hidup lebih bijak di ruang digital, termasuk dalam penggunaan aplikasi, media sosial, maupun transaksi daring.
Menurutnya, keberhasilan penerapan keamanan informasi tidak hanya tergantung pada institusi pemerintah, tetapi juga pada perilaku sehari-hari masyarakat.
Ia menekankan bahwa melek digital merupakan bagian dari tanggung jawab bersama, bukan hanya milik ahli teknologi atau instansi resmi.
“Perlindungan informasi bukan urusan elit, tapi urusan setiap individu. Karena celah kebocoran bisa muncul dari hal-hal sederhana yang kita anggap sepele,” tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk mulai menerapkan kebiasaan baik seperti tidak mudah memberikan data pribadi, waspada terhadap pesan yang meminta kode OTP, serta rutin memperbarui pengamanan pada akun digital.
Sosialisasi SMKI ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kaltim dalam membangun ekosistem keamanan digital yang menyeluruh.
Melalui kehadiran narasumber dari BSSN, diharapkan peserta, khususnya pengelola sistem elektronik di perangkat daerah, semakin memahami peran penting mereka dalam menjaga keamanan data yang dikelola.