Jakarta, infosatu.co – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa harga beras berpotensi kembali naik dalam 2-3 bulan ke depan.
Proyeksi kenaikan harga itu diungkapkan Arif dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (10/6/2024).
“Malah tahun ini, kemungkinan besar dalam dua, tiga bulan diprediksi akan naik,” ucapnya dikutip dari kanal Youtube Komisi IV DPR RI.
Kenaikan tersebut dipicu oleh produksi beras yang mengalami penurunan sehingga berdampak terhadap harga gabah pada petani.
Produksi beras pada tahun 2023, disebutkan sekitar 31,2 juta ton sehingga surplusnya adalah 490.000 ton. Namun, kebutuhan beras tiap bulannya saja sebesar 2,2 juta ton.
“Pada saat di semester kedua itu, produksi pasti di bawah sehingga akan ada perebutan gabah. Dan itu yang memicu harga (beras) akan naik di akhir tahun,” jelas Arief.
“Karena pada saat gabah itu produksinya di bawah, maka akan berebut penggiling padi dan itu akan memacu kenaikan harga gabah,” lanjut dia.
Kenaikan itu telah diterbitkan melalui Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5 Tahun 2024 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras.
Sementara itu, inflasi nasional Indonesia pada Mei 2024 sebesar 2,8 persen secara year on year (yoy). Berdasarkan komponennya, inflasi bergejolak atau volatile food di angka 8,1 persen. Beras sebagai penyumbang utama inflasi sebesar 0,4 persen.