Petugas ini disiapkan sebagai pelaksana operasional. Mereka bertugas membantu dan mengkoordinasikan pengendalian pergerakan jamaah dan petugas haji Indonesia.
Satuan Oprasuonal Armina
Puluhan petugas haji terpilih secara khusus, terutama yang mempunyai fisik prima.
“Sasaran dan tujuan dari adanya Satuan Operasional Armina ini adalah bisa terlayaninya dengan baik dan lancar kegiatan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta tawaf ifadah dan rangkaian haji lainnya saat pelaksanaan puncak haji,” kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah PPIH Harun Ar Rasyid.
Harun menjelaskan di tiga wilayah, yaitu Arafah, Muzdalifah dan Mina, nantinya akan bertugas di satuan petugas khusus yang terpilih dari Daker Bandara, Madinah dan Makkah.
Setiap wilayah akan ada 11 pos yang berjaga selama 24 jam.
Parioritas Khusus Jamaah Lansia
Petugas Daker Bandara akan bertugas di Satgas Arafah, Daker Makkah di Muzdalifah, sementara Daker Madinah di Mina.
Petugas yang bertugas di posko memberi prioritas khusus kepada jamaah lanjut usia (lansia).
“Jangan sampai ada jamaah Indonesia yang kesasar sampai ke tenda jamaah dari negara lain. Tahun ini tenda-tenda dari negara lain jaraknya berdekatan dengan tenda Indonesia. Bahkan, ada tenda dari Indonesia yang penempatannya agak jauh, yakni di Mina Jadid,” ujar dia.
Sebagai catatan, jarak antara Mina Jadid dengan tempat melempar jumrah mencapai tujuh kilometer.
Jarak tersebut harus ia tempah dengan jalan kaki sehingga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan dan keamanan bagi jamaah, khususnya lansia.
Pada 9 Dzulhijjah atau 27 Juni, jamaah akan wukuf di Arafah. Dan pada 10 Dzulhijjah atau 28 Juni jamaah sudah bertolak untuk mabit di Mina. Bersamaan dengan itu perayaan Idul Adha 1444 H lakukan.