infosatu.co
DISKOMINFO KALTIM

Angka Stunting di Kaltim Masih Tinggi, Bayi Baru Lahir Jadi Kelompok Rentan

Teks: Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin

Samarinda, Infosatu.co – Angka stunting di Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat masih cukup tinggi, yakni 22,2 persen.

Meski mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 0,7 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 22,9 persen.

Jumlah tersebut dinilai belum optimal dalam mengejar target nasional yang dipatok di angka 14 persen pada tahu 2024.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan terhadap 74 ribu anak menunjukkan adanya perkembangan perbaikan angka stunting.

Dari jumlah tersebut, kini angka stunting turun menjadi sekitar 72 ribu anak.

Namun, menurutnya kelompok bayi baru lahir justru masih menjadi perhatian serius karena memiliki tingkat kerentanan yang tinggi.

“Stunting baru itu banyak ditemukan pada bayi yang lahir dengan berat badan di bawah 2.500 gram. Artinya, masalah ini muncul sejak dalam kandungan. Begitu lahir, mereka langsung tercatat stunting,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kasus stunting yang muncul sejak awal kelahiran sulit diperbaiki hanya dengan intervensi gizi setelah bayi lahir. Karena itu, fokus utama pemerintah adalah mencegah sejak masa kehamilan.

“Kalau anak sudah stunting, kita beri makanan tambahan pun keberhasilannya hanya sekitar 30 persen. Maka mencegah sejak hamil itu jauh lebih efektif,” tegasnya.

Upaya pencegahan stunting saat ini diarahkan terutama pada kelompok ibu hamil.

Beberapa langkah yang dilakukan antara lain pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) lengkap, serta distribusi tablet tambah darah.

Pemantauan berat badan ibu hamil juga menjadi indikator penting. Setiap bulan, berat badan minimal harus naik setengah kilogram.

Jika tidak terjadi kenaikan, maka dicurigai ada masalah dalam pertumbuhan janin yang bisa berujung pada kelahiran prematur maupun bayi lahir dengan berat rendah.

“Ibu hamil yang tidak rutin periksa, atau yang kondisi ekonomi sosialnya sulit, misalnya ditinggalkan suaminya, harus jadi sasaran utama intervensi. Jangan sampai mereka luput dari pemantauan kesehatan,” jelasnya.

Selain itu, pencegahan dini juga dilakukan melalui edukasi mengenai gizi seimbang, pemberian tablet tambah darah, dan pengawasan pola hidup sehat.

Ibu hamil juga diimbau untuk menghindari lingkungan perokok karena paparan asap rokok dapat mengganggu perkembangan janin.

Meski cakupan program kesehatan di Kaltim sudah berjalan dengan baik, tantangan di lapangan masih cukup besar.

Cakupan imunisasi anak sudah tinggi, program pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif terus didorong, hingga pelatihan gizi untuk tenaga kesehatan telah dilakukan. Namun angka stunting belum menurun signifikan.

Menurut Jaya, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal yang belum sepenuhnya terkendali.

Misalnya, masih banyak masyarakat yang belum peduli terhadap bahaya rokok di lingkungan keluarga, serta belum semua ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai jadwal.

“Kampanye kesehatan memang sudah ada, tapi belum sepenuhnya menyentuh semua lapisan masyarakat. Masih ada kebiasaan merokok di rumah meski ada ibu hamil, dan ini berbahaya,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa stunting adalah ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia apalagi menuju Kaltim Generasi Emas tahun 2045.

Anak yang mengalami stunting berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan, kecerdasan yang tidak optimal, hingga produktivitas rendah ketika dewasa.

“Mencegah stunting berarti menjaga masa depan generasi kita. Kalau hari ini kita abai, maka 20 tahun ke depan yang rugi adalah bangsa ini,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi Kaltim berkomitmen memperkuat intervensi lintas sektor. Tidak hanya Dinas Kesehatan, tetapi juga pendidikan, sosial, dan pemerintah kabupaten/kota harus terlibat.

Dukungan masyarakat juga dinilai penting agar program berjalan lebih efektif.

“Kami berharap masyarakat mulai peduli. Karena stunting bukan hanya masalah gizi, tapi masalah kualitas generasi. Semakin banyak yang sadar, semakin besar peluang kita menurunkan angka stunting secara signifikan,” pungkasnya.

Related posts

TKD Turun, Gubernur Siap Temui Menteri Keuangan Perjuangkan Anggaran Kaltim

Rizki

Festival Kue Bulan Samarinda, Pesan Damai Cahaya Lampion untuk Benua Etam

Rizki

Bulan Bakti PKH, Kaltim Mantapkan Langkah Menuju Swasembada Daging dan Telur

Rizki

Leave a Comment

You cannot copy content of this page