Bontang, infosatu.co – Insiden meninggalnya seorang perempuan paruh baya saat berlibur di Pulau Beras Basah, Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) Sabtu, 28 Juni 2025 lalu mendapat sorotan.
Salah satunya dari Anggota Komisi A DPRD Kota Bontang, Muhammad Yusuf.
Menurutnya, insiden tersebut menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama pelaku usaha wisata di kawasan Pulau Beras Basah.
Dia menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang terjadi. Ia berharap para pelaku usaha penyedia jasa wahana air.
Terutama banana boat, lebih memperhatikan kelayakan alat dan keselamatan pengunjung yang menggunakan layanan mereka.
“Pelaku usaha harus memperhatikan keselamatan wisatawan,” ujar Muhammad Yusuf kepada awak media, Senin, 30 Juni 2025.
Menurut Yusuf, pihak penyedia jasa seharusnya memiliki tanggung jawab untuk memastikan wahana yang mereka sewakan aman digunakan.
Terutama dalam memperhatikan faktor usia, kesehatan, dan kelayakan perlengkapan keselamatan.
Apalagi Pulau Beras Basah salah satu objek wisata unggulan Kota Bontang, Provinsi Kaltim.
Bahkan, wisata itu tak hanya dikunjungi wisatawan lokal tetapi wisatawan luar Kota Bontang.
“Kalau orang tua untuk banana boat untuk usia lanjut saya rasa cukup bahaya,” tambah Yusuf.
Apalagi Pulau Beras Basah kata dia, belum memiliki regulasi resmi berupa Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur secara khusus di kawasan Pulau Beras Basah.
Ia menyebut kondisi ini membuat pengawasan dan penertiban menjadi sulit dilakukan.
“Sampai saat ini kita belum punya Perda yang mengatur teknis pengelolaan wisata,” terangnya.
Politisi Partai PKB itu pun mendorong pemerintah Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melalui dinas terkait untuk segera menyusun regulasi yang mampu melindungi wisatawan sekaligus menata aktivitas pariwisata di Pulau Beras Basah.
Menurutnya, keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan wisata.
“Intinya yang terjadi di beras basah menjadi pelajaran kita semua,” beber Muhammad Yusuf.