Penulis : Lilik Sismiati – Editor : Putri
Balikpapan, infosatu.co – DPRD Balikpapan mendapat kunjungan kerja dari DPRD Magetan, di kantor DPRD Kota Balikpapan, Rabu pagi (30/10/2019).
Selain membahas masalah penanganan kesehatan, 13 anggota DPRD Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi C, Nur Wahid dan Sekertaris komisi, Endang serta OPD Dinas kesehatan Magetan.
“Kunjungan kami kemari mau menanyakan lebih jauh soal penanganan kasus stunting dan sharing soal PAD,” kata Nurwahid.
Nurwahid melanjutkan, Kota Balikpapan dinilai sangat baik dalam mengelola potensi daerah salah satunya potensi wisata, yang mempengaruhi pajak perhotelan.
“Kami ingin tau upaya seperti apa yang dilakukan disini agar pendapatan pajak hotel bisa meningkat,” tandasnya.
Diakuinya, Magetan sendiri memiliki potensi sumber pendapatan daerah, salah satunya wisata pantai. Namun, pajak dan retribusi masih belum maksimal.
”Kami berupaya putar otak agar PAD 2020 bisa naik,” harapnya.
Selain masalah PAD, rombongan juga melakukan sharing soal penanganan stunting.
Rombongan tersebut diterima langsung oleh Sekretaris DPRD Balikpapan Abdul Aziz, Kabag Persidangan, Risalah Hukum dan Dokumentasi DPRD Balikpapan Asgem didampingi Kepala DKK Balikpapan dr Andi Sri Juliarty dan Kepala Dinas PPDRD Balikpapan Haemusri.
Kepala Dinas Pendapatan Pajak dan Retribusi daerah Balikpapan Haemusri mengatakan, untuk pengelolan PAD pihaknya melakukan Penguatan infrastruktur jaringan dalam perolehan pajak daerah.
“Jadi tidak berhubungan dengan orang perorangan. Pembuatan infrastruktur jaringan pajak ini dapat dukungan kota dprd. Infrastruktur pengaruh akselerasi pencapaian pajak,” katanya.
Untuk masalah stunting sendiri, Balikpapan diatur dalam dalam SK wali 188 45-318/2019 pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri.
Kepala DKK Balikpapan dr. Dio memaparkan soal stunting ada kegiatan rutin yang dilakukan tiap Jum’at di seluruh sekolah putri
”Setiap Jum’at, seluruh sekolah untuk anak putri diberikan minum tablet tambah darah,” katanya.
Program lainnya yaitu, intervensi gizi spesifik dimulai dari 1000 HPK seperti bagi ibu hamil diberikan suplemen besi folat, ANC berkualitas, PMT pada ibu hamil kurang energi kalori, penanganan kecacingan, suplemen kalsium, pemberian kelambu, pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria.
“Sedang ibu hamil dilakukan promosi menyusui, komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI, untuk bayi diberikan zinc untuk managemen diare, suplemen vitamin A, pemberian garam iodium, penatalaksanaan kasus gizi buruk, pemberian obat cacing, pemberian kelambu,” bebernya.