Penulis : Fairus- Editor : Sukri
Kukar,infosatu.co – Desa Sebelimbingan yang memiliki luas wilayah 4.925 hektare memang bukan desa yang masuk dalam 150 program Kampung Iklim Plus.Meski tidak masuk dalam kategori, tetapi komitmen warga desa setempat dalam menjaga hutan patut diteladani, warga desa pun juga tak ragu dalam upaya pelestarian hutan. Luas hutan desa yang diusulkan dalam rencana tata ruang wilayah mereka mencapai 2.104 hektar.
Infosatu.co yang berkesempatan berkunjung ke Desa Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara ini, langsung disambut hangat oleh Kepala Desa Sebelimbingan, Sauqani.
Menurut Sauqani kepada infosatu.co, Selasa (22/10/2019), mengatakan bahwa dirinya mengajak masyarakat desa untuk perlahan mengubah pola pikir mereka agar bersama-sama menjaga hutan dan mengelolanya secara baik untuk peningkatan ekonomi masyarakat desa.
“Hutan bisa kita kelola dengan baik untuk peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dan itu sudah kami buktikan dalam beberapa tahun terakhir ini,” ucap Sauqani
Dalam pemanfaatan hutan di Desa Sebelimbingan,salah satu langkah strategis yang kami lakukan diantaranya dengan membuat ‘lokalisasi sarang burung walet’ yang lokasinya tak jauh dari hutan desa mereka. Selain bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi warga setempat, yang berada di areal lahan seluas sekitar 100 hektar ini juga menjadi cara yang sangat efektif mencegah terjadinya kebakaran hutan.
“Adanya lokalisasi sarang burung walet ini, ternyata lebih mudah menjaga hutan, ketika ada sedikit api masyarakat akan segera memadamkannya, karena mereka juga tidak mau sarang burung walet mereka terbakar,” ungkap Sauqani sambil menunjukkan lokasi sarang burung walet.
Kades Sebelimbingan yang baru terpilih dan akan dilantik pada 3 Desember 2019,menyebutkan selain ‘lokalisasi sarang burung walet’, nanti pada tahun berikutnya dia juga akan membangun kolam pemancingan terbesar di Kukar, bahkan Kaltim. Dia menyiapkan lahan berukuran 20 x 1.000 meter di areal desa dan nanti di sekelilingnya akan ditanam berbagai tanaman potensial yang menjadi potensi pendapatan desa.
“Tujuan kolam dibuat, untuk menampung ikan-ikan liar yang datang dari Danau Semayang dan sekitarnya. Jumlahnya pasti sangat banyak untuk jenis pepuyu dan sepat. Ini juga akan menjadi pendapatan desa,”paparnya.
Ke tempat ini,dalam rangka kunjungan lapangan jurnalis Kaltim, kegiatan peningkatan pemahaman program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF), pada 20-22 Oktober 2019 tepatnya ke Desa Muhuran dan Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar)
Dalam kegiatan tersebut,didampingi para pendamping program FCPF-CF, Akhmad Wijaya dan Danang, serta Kasubag Publikasi Biro Humas Setda Provinsi Kaltim Inni Indarpuri.