Kutim, infosatu.co – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kutai Timur (DTPHP Kutim), Kalimantan Timur sedang merencanakan upaya mempertahankan lahan pertanian yang luasnya mencapai 2.600 hektare. Rencana ini untuk mengantisipasi potensi krisis pangan di masa depan.
Kepala DTPHP Kutim Dyah Ratnaningrum mengungkapkan bahwa rencana tersebut mendesak untuk dilakukan. Sebab, luas lahan pertanian hanya tersedia 2.784,6 hektare.
Hasil panen dari lahan seluas itu dinyatakan tidak mampu mencukupi kebutuhan pangan bagi warga kabupaten tersebut.
Ia mengungkapkan kondisi ini menjadi tantangan tersendiri di Kutim. Apalagi, alih fungsi lahan menjadi kawasan industri dan perumahan telah menyebabkan terus berlyangsung. Dampaknya, lahan pertanian terus berkurang.
“Dalam upaya mempertahankan luas lahan pertanian, kami telah melakukan pemetaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). LP2B merupakan kawasan yang dilindungi dan harus tetap berfungsi sebagai lahan pertanian pangan,” ujar Dyah, Senin (4/12/2023).
Dalam pemetaan ini telah mengidentifikasi 16 kecamatan dengan potensi lahan yang dapat dijadikan LP2B. Nantinya, hasil identifikasi tersebut akan diajukan untuk penetapan LP2B dan dimasukkan dalam peraturan daerah.
Selain menetapkan LP2B, DTPHP Kutim juga akan melaksanakan kegiatan cetak sawah di lahan tidur. Langkah ini bertujuan membuka lahan pertanian baru dengan membuat petak-petak sawah dan potensinya mencapai 5 ribu hektare.
“Kami berharap cetak sawah dapat menambah luas lahan pertanian dan mengatasi keterbatasan lahan di Kutim,” tambah Dyah.
Untuk merealisasikan program tersebut, Dyah mengimbau masyarakat Kutim untuk mendukung pertanian lokal dengan membeli beras lokal. Hal ini akan membantu petani meningkatkan produksi beras dan menjaga keberlanjutan pertanian di Kutim.
“Pembelian beras lokal dapat membantu petani untuk meningkatkan produksi beras,” tandas Dyah.
