Kukar,infosatu.co – Desa Beringin Agung Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan satu dari 38 desa di Kalimantan Timur yang dipilih menjadi sasaran program pendampingan Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim.
Hal ini ditandai dengan digelarnya kegiatan pendampingan Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank di desa tersebut, Selasa (7/11/2023).
Fungsional Narasumber Lembaga LPEI Maryani Saswidyanti mengatakan bahwa Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas (kluster) petani, perajin, koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor.
Adapun sembilan komoditas unggulannya adalah kakao, kopi, beras, garam, rumput laut, kerajinan, tenun, gula semut dan lada hitam.
“Untuk menjadi Desa Devisa kita harus menggali potensi desanya apakah produknya itu memang unggulan ekspor dan sarananya cukup memadai untuk dijadikan produk ekspor,” ujarnya.
Sebagai mitra pendamping, LPEI akan melakukan pembinaan dan pelatihan sehingga produk bisa dijual keluar negeri. LPEI/ Indonesia Eximbank ikut berperan dalam menjadikan eksportir Indonesia sebagai pelaku usaha yang disegani di tataran global. Sebab, mampu menghasilkan produk dan jasa ekspor yang berkelas dunia.
“Layanan yang diberikan LPEI adalah memberikan layanan konsultasi bagi para UMKM yang belum pernah mengekspor barangnya keluar negeri. Pihak LPEI akan mendidik dan melatih para UMKM, Koperasi dan Bumdes yang belum mengetahui tentang ekspor,” ungkapnya.
Kepala Desa Beringin Agung menyambut baik program pendampingan ini dan menyatakan bahwa hal ini merupakan kesempatan emas bagi desa mereka.
“Kami sangat berterima kasih kepada LPEI yang telah memilih Desa Beringin Agung sebagai salah satu penerima manfaat program Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim. Ini akan memberikan dorongan besar untuk pengembangan ekonomi lokal,” ungkap Kusnadi.
Kusnadi berharap melalui program pendampingan Desa Devisa Halaban Wood Charcoal Kaltim, masyarakat desanya dapat merasakan manfaat yang signifikan.
“Kami berharap program ini tidak hanya menjadi momentum singkat, tetapi juga menjadi tonggak pembangunan berkelanjutan bagi Desa Beringin Agung,” harap Kusnadi. (Adv)
