Samarinda, infosatu.co – Fakultas Teknik Universitas Mulawarman (FT Unmul), Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar kuliah umum bertajuk ‘Jembatan Pulau Balang Sebagai Pendukung Infrastruktur Pengembangan Wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN)”. Acara ini berlangsung di Gedung Hexagon Fakultas Teknik Unmul, Sabtu (16/9/2023).
Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Akademik Kamahasiswaan Fakultas Teknik Unmul Tamrin menyatakan bahwa tujuan dari kuliah umum itu untuk menambah wawasan mahasiswa tentang infrastruktur jembatan.
Terutama, Jembatan Pulau Balang yang bakal mendukung akses transportasi di IKN.
“Kuliah umum ini merupakan kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk menimba ilmu dari seorang praktisi yang memang benar-benar memiliki pengalaman dan pemahaman mendalam tentang proyek infrastruktur yang sedang berkembang pesat,” ujar Tamrin.
Praktisi yang diundang sebagai pematerai utama adalah Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Pembangunan IKN 2 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Armen Adekristi. Ia memberikan pemaparan mengenai teknis Jembatan Pulau Balang.
Infrastruktur yang bakal menghubungkan antara Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) ini jembatan tipe cable stayed. Konstruksi jembatan utama sepanjang 804 meter, jembatan pendekat sepanjang 167 meter, dan jalan akses sepanjang 1.807 meter.
Dijelaskan, dari segi desain, jembatan ini diklaim sebagai jembatan cable stay dengan dek beton terpanjang di Indonesia. Pada pekerjaan pondasi digunakan peralatan bor dengan sistem reverse circulation drilling tipe airlift dan suction. Hal ini untuk menyesuaikan dengan kondisi batuan dasar laut yang cukup keras.
Untuk pekerjaan pylon, digunakan peralatan bor dengan sistem reverse circulation drilling tipe airlift dan suction. Ini untuk menyesuaikan dengan kondisi batuan dasar laut yang cukup keras. Pekerjaan pylon juga menggunakan sistem climbing formwork pada pylon P2 dan jumping formwork pada pylon P1. Pada dek jembatan, digunakan sistem underslung traveller formwork untuk pengecoran.
Sementara, pada cable stay digunakan sistem Dyna Grip dari Dywidag yang memiliki durabilitas dan kapasitas fatigue yang tinggi. Dia menekankan bahwa jembatan ini bukan hanya sebagai infrastruktur fisik, tetapi juga simbol dari upaya bersama untuk memajukan IKN.
Selain itu, Jembatan Pulau Balang juga sebagai konektivitas jaringan jalan antara Balikpapan dan Penajam Paser Utara dan jaringan jalan nasional antara Kaltim dan Kalimantan Selatan yang sebelumnya dipisahkan oleh terputus Teluk Balikpapan.
Ia menambahkan Jembatan Pulau Balang dapat memecahkan masalah konektivitas jalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan. Keberadaan jembatan itu semakin mendekatkan jarak tempuh dari 80 kilometer menjadi 30 kilometer. Sebab, sebelumnya harus memutar akses lain. Adapun waktu tempuh yang sebelumnya sekitar empat jam menjadi satu jam.