Samarinda, infosatu.co – Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) lokal di Kalimantan Timur, dalam upaya mengantisipasi proses pemindahan ibu kota negara, Ibu Kota Nusantara (IKN). Dimana pada tahap awal akan tarjadi migrasi sekitar 60.000 jiwa, UMKM Kaltim terus diberi pelatihan.
“UKM Kaltim harus bisa mengambil manfaat dari peluang tersebut. Produk-produk kerajinan Kaltim harus bisa bersaing mengisi mebel perhotelan di IKN,” kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim Muhammad Sa’duddin dalam sambutan yang dibacakan Kepala UPTD Pelatihan Koperasi Zainuddin Panani saat pembukaan Pelatihan Keterampilan Usaha Produktif Mebel Kayu Rotan dan Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi di UPTD Pelatihan Koperasi, Selasa (6/6/2023).
Sa’duddin mengaku, Disperindagkop dan UKM Provinsi Kaltim sudah menjalin kerja sama dengan Accor Group. Nantinya, 123 hotel dengan jumlah 3.000 kamar akan menampung hasil koperasi dan UKM Kaltim.
“Semoga kebersamaan dan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha dan instansi terkait lainnya dapat terus terjalin dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah sebagai bagian dari upaya pembangunan ekonomi nasional,” tuturnya.
Ia menegaskan, perajin anyaman harus terus melakukan inovasi dalam mengembangkan produknya, sehingga dapat berjalan beriringan dengan modernisasi dan dapat memiliki brand sendiri dengan bahan baku yang mudah didapat.
“Juga dapat mengangkat ekonomi masyarakat melalui produk ramah lingkungan yang berbahan baku rotan,” jelasnya.
Melalui pelatihan yang akan dilaksanakan selama empat hari ke depan, mulai 6-9 Juni 2023 itu, Sa’duddin berharap tidak hanya lahir perajin yang terampil dalam membuat anyaman rotan, namun juga melahirkan pengusaha-pengusaha baru yang tahan banting, kuat, mandiri dan sukses.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus mendorong peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM melalui pelatihan agar para perajin mampu meningkatkan kualitas produknya sehingga diminati oleh pasar.
“Pemerintah juga akan terus menumbuhkembangkan potensi industri kecil yang ada agar memperoleh nilai tambah sehingga dapat mengentaskan kemiskinan,” tegasnya.
Hal itu, lanjutnya, akan diwujudkan dalam bentuk dukungan berupa fasilitas pemasaran peningkatan pemanfaatan sumber daya alam, bimbingan yang bersifat dasar industri kerajinan dan peningkatan kualitas produk.
“Mudah-mudahan setelah mengikuti pelatihan, para pelaku bisa merancang bisnis yang dijalani sedemikian rupa sehingga pelanggan tidak bosan dengan gaya-gaya dalam memasarkan produk,” tutupnya.
