infosatu.co
Opini

Inovasi Pertanian dan Peternakan Berkelanjutan Di Kaltim Jadi Perhatian BRIN

Samarinda, infosatu.co – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia akan merencanakan penerapan inovasi pertanian dan peternakan berkelanjutan di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal itu disampaikan Ketua Kelompok Riset Analisis Keberlanjutan dan ELCA, Muhammad Nasir Rofiq.

Ia mengatakan segala proses inovasi harus melalui pendekatan dimensi berkelanjutan, termasuk segala inovasi di bidang pertanian dan peternakan harus memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Inovasi di bidang pertanian dan peternakan harus memenuhi beberapa dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” ungkapnya pada kegiatan kuliah umum dengan tema budidaya maggot sebagai upaya penerapan green circular economy di wilayah Kalimantan Timur. Digelar di Gedung ILAB Unmul Samarinda beberapa waktu yang lalu.

Kata dia, Unmul telah melakukan kerja sama dengan BRIN RI yang selanjutnya akan berkembang dengan pemerintah dan mitra swasta guna melaksanakan sistem pertanian terpadu, produksi peternakan berkelanjutan di Kaltim.

“Ya, sudah kita canangkan konsep kolaborasi ini melibatkan pemerintah, akademisi, pihak swasta, masyarakat dan komunitas,” terangnya.

Sementara itu, CEO Biomagg Aminudi menyampaikan Biomagg sebuah inovasi mengolah sampah organik menggunakan maggot yang hasilnya menjadi berbagai produk yang berguna serta memiliki nilai ekonomis.

Ia mengatakan konsep tersebut menjadi suatu terobosan baru, menciptakan sirkulasi ekonomi berkelanjutan dimana hasil pengolahan sampah organik menggunakan manggot ini dapat menghasilkan berbagai produk pakan peternakan dan pupuk pertanian yang berkelanjutan.

“Pengolahan sampah organik dengan maggot ini mampu menekan permasalahan sampah serta sebagai inovasi pakan ternak dan pupuk pertanian dan menciptakan sirkulasi ekonomi yang berkelanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut Aminudi mengharapkan kedepannya Biomagg akan di kembangkan di setiap daerah termasuk Kaltim agar menciptakan budaya masyarakat yang mandiri mengolah sampah organik dengan maggot. Selanjut bekerja sama dengan stakeholder untuk memanfaatkan maggot tersebut.

“Harapannya di Kaltim mulai menggunakan maggot, dukungan regulasi dari pemerintah serta kerja sama stakeholder,”ujarnya.

Di tempat yang sama, Fahmi Himawan mengungkapkan peran dan posisi sektor peternakan Provinsi Kaltim memiliki tujuan mewujudkan tujuan ekonomi yang berkualitas serta meningkatkan peran sektor pertanian dan pengembangan peternakan di Kaltim.

Pemprov Kaltim tentu akan menghimpun serta mengakomodir tujuan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah pusat, berkolaborasi dengan pihak swasta terkait inovasi sektor pertanian dan peternakan termasuk inovasi maggot tersebut dapat diterapkan di Kaltim.

“Beberapa pemaparan dari pihak tadi kedepannya akan kita akomodir serta berkolaborasi untuk menerapkan di Kaltim guna sektor pertanian dan peternakan yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Related posts

Tidak Semua Yahudi Pro Israel

Eva

Paskah di Tengah Ramadan Momentum Perkuat Toleransi

Martin

Apakah Perppu Cipta Kerja Dapat Mewujudkan Industrial Peace Pada Buruh?

Mayada Sulistia

Leave a Comment

You cannot copy content of this page