Samarinda, infosatu.co – Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia Provinsi Kaltim, menggelar Seminar Nasional dengan mengusung tema “Kaltim Bangga Buatan Indonesia” di Hotel Harris, Kamis (28/7/2022).
Ketua Tim Kerja Peningkatan dan Fasilitasi TKDN Alat Kesehatan dan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Direktorat Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), Lupi Trilaksono mengatakan, di Indonesia industri manufaktur alat kesehatan (Alkes) produk dalam negeri belum merata secara keseluruhan termasuk wilayah Kaltim.
“Adanya di Pulau Jawa itu Jawa Tengah dan Jawa Barat, kemudian Sumatera seperti Batak. Untuk di Kalimantan, bukan tidak ada sama sekali produk industri manufaktur, tapi setau saya ada di Kalimantan Barat (Kalbar). Tapi untuk Kaltim tidak ada,” ungkapnya.
Lupi mengatakan, sesuai dengan kebijakan nasional untuk menggunakan produk dalam negeri. Maka hal itu harus memicu tumbuhnya industri baru alkes dalam negeri.
“Kita bisa mulai dari industri yang rendah. Maksudnya tidak terlalu tinggi resikonya semisal kursi roda, Hospital Bag, medis habis pakai kemudin yang berpotensi untuk dikembangkan di Kaltim,” jelasnya.
Terlebih kata dia, Kaltim terkenal dengan akan sumber daya alam (SDA). Sehingga memungkinkan farmasi atau obat tradisional dikembangkan dan tumbuh di Kaltim.
“Itu bisa saja karena Kaltim SDA nya banyak,” tuturnya.
Ia juga menghimbau di Kaltim dapat membangun industri Usaha Kecil Menengah (UKM) Alkes. Sebab kata dia, walaupun Kaltim belum memiliki industri alkes manufaktur. Namun, penggunaan alkes produk dalam negeri sudah masuk Provinsi Kaltim.
“Karena Kaltim punya rumah sakit yang cukup banyak. Jadi kami harapkan pelaku pelayanan kesehatan untuk mulai menggunakan produk alkes dalam negeri dan tentu ditopang oleh distributor daerah itu sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi mengatakan, Pemerintah Provinsi Kaltim harus berkolaborasi untuk mewujudkan tatanan ekonomi baru bagi Indonesia dengan membelanjakan APBD pada produk-produk dalam negeri.
Sehingga kata orang nomor dua di Benua Etam itu, diperlukan sosialisasi dan seminar yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan dan membangkitkan semangat belajar produk dalam negeri.
“Tentu Kaltim akan memfasilitasi hal itu. Jangan biarkan pelayanan kesehatan bekerja sendiri. Kita harus berkolaborasi seperti yang tadi disampikan belum semua provinsi melaksanakan,” pungkasnya.