
Kutim, infosatu.co – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan.
Salah satunya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), yang sebagian besar dipicu oleh persoalan ekonomi.
Kepala DPPPA Kutim, Idham Cholid, menjelaskan bahwa tekanan finansial masih menjadi faktor dominan munculnya tindakan kekerasan di lingkungan keluarga.
Menurutnya, ketidakstabilan pendapatan sering berujung pada konflik yang kemudian berubah menjadi tindakan kekerasan fisik maupun psikis.
“Permasalahan ekonomi adalah pemicu yang paling sering kami temukan. Kondisi ini memicu pertengkaran, dan akhirnya berujung pada kekerasan,” ungkap Idham, Selasa, 18 November 2025.
Selain faktor ekonomi, DPPPA Kutim juga menemukan bahwa bentuk kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi dalam hubungan suami-istri.
Data menunjukkan bahwa pelaku tertinggi justru berasal dari pacar atau teman dekat korban, sebuah tren yang dinilai mengkhawatirkan karena terjadi di luar institusi keluarga.
“Banyak perempuan muda mengalami kekerasan dari pacar atau orang yang mengaku dekat dengan mereka. Ini menunjukkan bahwa relasi yang tidak sehat masih sering dianggap normal,” tambahnya.
DPPPA Kutim mendorong masyarakat untuk lebih berani melaporkan tindak kekerasan serta memperkuat edukasi tentang hubungan sehat di lingkungan keluarga maupun pergaulan remaja.
Ia berharap upaya pencegahan kekerasan dapat diperkuat melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta lembaga masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak.
Lebih lanjut, Idham menekankan pentingnya membangun lingkungan yang aman, terutama bagi perempuan yang rentan mengalami kekerasan baik di rumah maupun dalam hubungan pacaran.
Menurutnya, edukasi mengenai kesetaraan dan cara membangun hubungan yang sehat harus mulai diberikan sejak usia remaja.
Hal ini, jelas Idham, bertujuan agar generasi muda memahami batas-batas perilaku yang dapat berujung pada kekerasan serta mampu mengenali tanda-tanda hubungan tidak sehat sejak dini.
Oleh sebab itu, DPPPA Kutim berkomitmen memperluas program sosialisasi ke sekolah, kampus, dan komunitas pemuda.
Langkah ini diharapkan mampu menekan angka kekerasan terhadap perempuan serta mendorong terciptanya budaya yang lebih menghargai martabat dan keamanan perempuan di Kutai Timur. (Adv).
