Samarinda, infosatu.co – Gerakan kemandirian pangan di Kalimantan Timur kini terus digelorakan melalui tangan-tangan kreatif kaum perempuan.
Hal itu tampak dalam Lomba Kreasi Menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Non Beras Non Terigu tingkat Provinsi Kaltim tahun 2025 yang digelar di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar ajang kompetisi memasak, melainkan bagian dari gerakan strategis memperkuat ketahanan pangan daerah dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan impor.
Kekuatan bangsa ditentukan oleh kemampuannya memenuhi kebutuhan pangan rakyat secara berkelanjutan.
“Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi gerakan bersama seluruh elemen masyarakat,” ujar Seno dalam sambutannya.
Ia menyebut Kaltim memiliki kekayaan sumber pangan lokal seperti singkong, talas, pisang, jagung, dan sagu yang dapat diolah menjadi berbagai menu sehat dan bernilai ekonomi tinggi.
“Kita ingin keluar dari ketergantungan pada beras dan terigu, menuju pola makan yang lebih sehat dan berimbang. Kalau gerakan ini dikembangkan, bukan hanya menyehatkan masyarakat, tapi juga membuka peluang usaha baru,” tambahnya.
Lomba B2SA tahun ini diikuti oleh Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita Persatuan (DWP), dan berbagai organisasi wanita dari seluruh kabupaten/kota di Kaltim.
Sebanyak 28 tim menampilkan beragam kreasi menu olahan berbahan lokal mulai dari nasi goreng non beras, kue talas kukus, hingga dessert berbasis pisang dan sagu.
Acara semakin meriah dengan pameran produk pangan lokal serta penampilan tari “Stop Boros Pangan” dari siswa SMP Negeri 6 Samarinda, yang mengusung pesan moral untuk lebih menghargai bahan pangan nusantara.
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana, mengatakan lomba ini menjadi wadah untuk menumbuhkan inovasi masyarakat dalam mengolah bahan lokal agar memiliki daya saing di pasar.
“Tujuannya menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam mengolah pangan lokal agar bisa bersaing di pasar. Tahun depan kami berencana menerbitkan buku resep B2SA berisi kreasi terbaik peserta sebagai warisan kuliner khas Kaltim,” jelas Siti Farisyah.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum edukatif untuk memperkenalkan konsep B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) kepada masyarakat luas, terutama generasi muda.
Menutup kegiatan, Seno Aji menegaskan kembali pentingnya menjadikan gerakan B2SA sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Kaltim.
“Menang atau kalah bukan tujuan utama. Kemenangan sejati adalah saat kita berkontribusi menjaga kemandirian pangan dan mencintai hasil bumi sendiri,” ujarnya.
Dengan semangat B2SA, Kaltim bertekad memperkuat fondasi kemandirian pangan daerah dari dapur rumah tangga hingga kebijakan pemerintah menuju provinsi yang tidak hanya subur sumber daya alamnya, tetapi juga mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.