Kukar, infosatu.co – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim), Slamet Hadiraharjo mengatakan bahwa penilaian Adipura tahun 2025 tidak serta-merta bisa dilihat hasilnya saat tim turun langsung ke lapangan.
Menurutnya, setiap temuan dari proses pemantauan harus melalui tahap evaluasi menyeluruh di tingkat pusat sebelum keputusan resmi diumumkan.
“Itu nanti, ada evaluasi dulu. Paling tidak hasilnya itu keluar di akhir tahun karena mereka harus teliti dalam mengoreksi,” ujar Slamet kepada wartawan, belum lama ini, Jumat, 19 September 2025.
Sehari sebelumnya, tim penilai Adipura melakukan pengecekan di sejumlah titik pantau di Tenggarong.
Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian evaluasi nasional terhadap kebersihan, pengelolaan lingkungan, serta penataan kota.
Tim mencatat kondisi di lapangan, lalu membawanya ke Jakarta untuk dibahas dalam rapat internal.
“Setelah memantau di lapangan, selanjutnya akan dirapatkan di tim Adipura itu sendiri di Jakarta,” kata Slamet.
Ia menegaskan bahwa keputusan akhir tidak ditentukan oleh satu kali kunjungan, melainkan melalui perbandingan data antar daerah yang ikut serta dalam program Adipura.
Meski penghargaan tersebut dinilai penting, Slamet menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten Kukar tidak hanya berorientasi pada raihan Adipura.
Upaya menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan berkelanjutan tetap menjadi prioritas utama.
Sejumlah program terus dijalankan, mulai dari pengurangan produksi sampah, pengelolaan tempat pembuangan akhir, hingga kampanye peningkatan kesadaran masyarakat.
Slamet menyampaikan bahwa Adipura memang memiliki arti penting, namun yang lebih utama adalah kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan.
“Kalau masyarakat ikut peduli, hasilnya akan terasa, baik dengan atau tanpa penghargaan,” pungkasnya. (Adv)
