Samarinda, infosatu.co – Lapas Kelas IIA Samarinda di Jalan Jenderal Sudirman terus berupaya meningkatkan langkah persuasif untuk menghindari warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang ingin kabur.
Hingga saat ini kata Kepala Lapas Kelas IIA Samarinda Moh Ilham Agung Setyawan, belum ada WBP yang kabur. Namun kalau ada pun pasti akan dilakukan evaluasi secepatnya.
“Sistem keamanan di Lapas itu berbeda-beda, lihat saja sistem pengamanan seperti di Lapas Sudirman, Sempaja dan Bayur. Pasti tidak sama karena bangunannya juga beda. Kalau ada WBP di Bayur bisa tembus, maka luar biasa sekali. Sebab di sana kan pengamanannya 3 lapis tembok,” ungkapnya.
Beda hal dengan Lapas Kelas IIA Samarinda yang bangunannya pendek tidak setinggi di Lapas Narkotika Kelas IIA di Bayur.
“Ini bangunan Belanda, tidak seperti Lapas di Bayur yang merupakan bangunan baru. Di sana tinggi dan temboknya berlapis-lapis,” bebernya.
Oleh sebab itu, Lapas Kelas IIA Samarinda cenderung melakukan penanganan persuasif. Ilham menjelaskan bahwa penanganan ini dilakukan secara humanis dengan melakukan pendekatan terhadap WBP.
“Jalan satu-satunya menghindari WBP agar tidak kabur maka kita lakukan penanganan persuasif agar hatinya terketuk. Tanpa kekerasan pun mereka sudah paham, karena mereka diperlakukan layaknya manusia di luar sana. Apalagi fasilitas di sini sudah disiapkan dan cukup lengkap,” ujarnya.
Selain itu, Lapas Kelas IIA Samarinda juga melakukan kontrol rutin setiap satu jam sekali di semua titik pengawasan supaya hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir.
“Bangunan ini memang belum direnovasi, makanya kita lakukan kontrol rutin setiap satu jam sekali. Kita juga menambah kawat berduri di setiap pagar yang ada di sini dengan tinggi sekitar 1 meter, awalnya 4 meter menjadi 5 meter tingginya. Ini semua langkah yang kita lakukan agar WBP di sini tidak bisa kabur,” tegasnya. (editor: irfan)