Samarinda, infosatu.co – Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto mengatakan bahwa pembunuhan berencana terhadap warga Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berinisial JN (25) oleh pelaku bernama RS tidak ada motif cinta.
“Motif cinta tidak ada, cuma si pelaku sempat menginginkan perhatian dari korban. Namun akhirnya berujung pada bagaimana cara memiliki barang berharga korban secepatnya,” ungkapnya di Mako Polresta Samarinda di Jalan Slamet Riyadi, Senin (27/9/2021).
Eko sapaan akrab Eko Budiarto menegaskan bahwa hal itu berdasarkan keterangan dari saksi yang sudah diperiksa.
“Keterlibatan atau hubungan cinta keduanya tiada. Pelaku juga sudah beristri dan korban pernah menikah,” tegas Eko saat menggelar konferensi pers bersama para wartawan.
Sementara itu, RS yang merupakan pelaku pembunuhan terhadap JN memberikan klarifikasinya di hadapan para wartawan. Ia tega menghabisi korban karena adanya kebutuhan ekonomi.
“Tega melakukan hal ini karena ada kebutuhan ekonomi, banyak,” jelasnya.
Ditanya mengapa tidak mencoba meminjam uang pada korban, RS mengaku tidak pernah mencoba ataupun berupaya meminjam uang pada JN.
“Sebelum ini belum pernah pinjam uang. Pokoknya tidak ada upaya pinjam uang,” terangnya.
RS lebih tergiur membunuh JN daripada meminjam uang. Oleh sebab itu, ia membenarkan jika dirinya menusuk RS sebanyak tiga kali menggunakan pisau dapur seharga Rp 18 ribu.
“Jadi saya tusuk tiga kali lalu mayatnya saya buang supaya tidak ketahuan,” bebernya.
Usai melakukan tindakan tidak terpuji tersebut, RS menyebutkan jika dirinya langsung ke Tenggarong sesudah membuang mayat korban di Jalan Poros Samarinda-Tenggarong.
“Habis buang mayat, saya ke Tenggarong mengisi bensin. Di mobil masih ada darahnya saat itu, kemudian saya mencuci sendiri mobil itu di rumah. Saya di rumah saja selepas dari Tenggarong, tapi sempat kerja seperti biasa sekitar satu mingguan,” paparnya.
Disinggung apakah pelaku mempunyai perasaan terhadap JN, RS menegaskan bahwa ia tidak mempunyai perasaan apapun terhadap korban. Namun RS membetulkan jika ia hampir memperkosa JN.
“Tidak punya perasaan, sempat hanya ingin memperkosa. Habis membunuh JN, saya pernah didatangin arwahnya dua kali di rumah. Saya sangat menyesal dengan kejadian ini, saya mohon maaf kepada orang tua korban atas kesalahan saya,” tegasnya. (editor: irfan)