infosatu.co
NASIONAL

Pasar Terapung Menara Pandang di Banjarmasin yang Tak Lekang Oleh Waktu

Banjarmasin, infosatu.co – Pasar Terapung Menara Pandang di tepian Sungai Martapura merupakan salah satu ikon Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Keberadaannya yang sudah melegenda memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di sana, puluhan perahu kecil senantiasa dipenuhi barang dagangan saban pagi, sejak pukul 06.00 hingga 09.00 Wita. Pemandangan ini menunjukkan aktivitas perekonomian benar-benar hidup dari atas air.

Pasar terapung ini bukan sekadar tempat transaksi jual beli. Tetapi, juga menjadi simbol warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Di pasar ini, para pedagang menggelar berbagai hasil bumi, seperti pisang, jeruk, kecapi, dan sayuran segar. Komoditas tersebut diperjualbelikan langsung dari perahu kecil yang disebut “jukung“ oleh penduduk daerah tersebut.

Tak hanya itu, beberapa perahu juga menjual kerajinan tangan dan miniatur kapal tradisional, menambah daya tarik pasar terapung ini.

Beberapa pedagang bahkan menawarkan kudapan khas seperti kue tradisional Banjar, misalnya kue cucur, apam, dan bingka yang menambah pengalaman tersendiri.

Salah seorang pedagang, Acil Imah (65) yang sudah lebih dari tiga dekade berdagang di pasar apung menceritakan aktivitas jual beli di sana tidak sekadar sumber penghidupan. Namun, pasar itu juga menjadi tempat yang menjaga interaksi sosial antarwarga.

“Dulu, pasar ini adalah satu-satunya tempat kami bertemu dan saling berbagi cerita. Meski zaman sudah berubah, kami tetap berusaha menjaga tradisi ini,” ujar Acil Imah dengan senyuman sembari memegang dayung yang telah usang termakan waktu, Minggu (25/8/2024).

Ia menambahkan bahwa berjualan di pasar terapung memerlukan keterampilan khusus, terutama dalam mengendalikan jukung. Apalagi, arus sungai seringkali berubah. Kadang landai, namun dalam sekejap bisa berubah menjadi deras.

Meski demikian, keberadaan Pasar Terapung Menara Pandang tetap menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang datang ke Banjarmasin.

Meski tidak memiliki keterampilan khusus, para pelancong biasanya memanfaatkan jasa sewa klotok yang dioperasionalkan warga lokal.

Sarana transportasi air sejenis perahu bermesin itu mengantar pelancong berkeliling pasar terapung dan merasakan sensasi berbelanja di atas sungai.

Tarif sewa klotok berkisar antara Rp150.000 hingga Rp300.000 tergantung rute dan lama perjalanan, serta kapasitas penumpang. Banyak wisatawan yang tampak menikmati proses berbelanja sembari mengabadikan momen dengan kamera mereka.

Bagi mereka, ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. Sebab, aktivitas berbelanja dilakukan langsung dari perahu di tengah sungai yang mengalir tenang. Kemudian, sambil menyaksikan matahari pagi yang menyinari wajah para pedagang.

Namun, tak bisa dipungkiri bahwa modernisasi mulai mempengaruhi eksistensi pasar ini. Banyak generasi muda yang mulai enggan meneruskan profesi sebagai pedagang di atas perahu.

“Anak-anak sekarang lebih suka bekerja di darat. Padahal di sini, ada nilai budaya yang tak tergantikan,” ujar Pak Mansur, seorang pedagang buah yang juga sudah lama berdagang di pasar terapung.

Ia menambahkan bahwa untuk menjadi pedagang di pasar ini membutuhkan komitmen dan keberanian karena harus menghadapi tantangan alam. Hal ini seperti arus sungai yang berubah-ubah dan cuaca yang tak menentu.

Meski tantangan modernisasi semakin nyata, Pemerintah Kota Banjarmasin berusaha keras melestarikan keberadaan pasar ini sebagai bagian dari pariwisata budaya.

Beberapa program pelatihan bagi generasi muda untuk mengembangkan usaha mikro di pasar terapung telah diluncurkan oleh Dinas Pariwisata.

Selain itu, promosi juga gencar dilakukan melalui berbagai festival, seperti Festival Pasar Terapung yang menjadi ajang memperkenalkan pasar ini ke kancah nasional dan internasional.

Selain itu, perbaikan infrastruktur dan fasilitas di sekitar kawasan Menara Pandang juga terus dilakukan. Menara Pandang sendiri merupakan landmark yang menawarkan panorama indah Sungai Martapura dan aktivitas pasar terapung di bawahnya.

Para pengunjung dapat naik ke menara ini untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas dan mengabadikan momen dari ketinggian.

Di sekitar kawasan itu, pemerintah telah menyediakan area parkir, taman kota, dan fasilitas toilet umum yang memadai untuk mendukung kenyamanan pengunjung.

Keindahan dan keunikan Pasar Terapung Menara Pandang tak hanya terletak pada produk yang dijual. Tetapi, juga keramahtamahan yang tercipta di antara para pedagang dan pembeli.

Pasar ini menjadi cerminan betapa eratnya ikatan masyarakat dengan sungai yang menjadi urat nadi kehidupan di Banjarmasin sejak dulu. Bagi penduduk setempat, sungai adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari sarana transportasi hingga tempat mencari nafkah.

Dalam gemerlap modernisasi, Pasar Terapung Menara Pandang tetap berdiri sebagai saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Banjarmasin.

Meski zaman berubah, pasar ini masih memegang peranan penting dalam menjaga tradisi. Juga menjadi ruang bagi interaksi sosial yang menghidupkan kembali esensi dari sebuah komunitas yang erat, yang tak lekang oleh waktu.

Bagi Banjarmasin, pasar terapung ini adalah bagian dari identitas yang tak bisa digantikan. Juga sebagai warisan yang harus terus dijaga. Bukan hanya sebagai daya tarik wisata, tetapi juga sebagai salah satu penjaga tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Related posts

Kasus Satria Arta, Menkum: Jadi Tentara Asing, Langsung Bukan WNI

Adi Rizki Ramadhan

Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih: Langkah Awal Menuju Kedaulatan Ekonomi Rakyat

adinda

Harvesting Hope, Kemitraan Riset Indonesia-Australia Solusi Bagi Petani Garam di Madura

Dewi

Leave a Comment

You cannot copy content of this page