Samarinda, infosatu.co – Jelantah membangun Samarinda (Jeng Rinda) merupakan program yang memanfaatkan limbah minyak goreng untuk dijual ke PT Garuda Sinar Perkasa (GSP).

Semua sektor bisa berpartisipasi mulai dari masyarakat maupun organisasi perangkat daerah (OPD). Dikatakan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso, pemanfaatan minyak berulang-ulang bisa memberikan dampak tidak bagus bagi kesehatan.
“Jelantah ini jika dibuang bisa merusak kualitas air. Apalagi dibuang ke parit, kan minyak itu sifatnya ngikat. Kalau banyak akan mengikat sampah, ini salah satu yang dapat menghambat jalannya air,” ungkapnya di Rujab Wali Kota Samarinda Jalan S Parman.
Oleh karena itu pemerintah berkeinginan untuk memanfaatkan jelantah karena bernilai ekonomi. Lanjutnya, di tahun 2019 harga minyak jelantah satu liternya sekitar Rp 3 ribu.
“Karena ini barang ekspor, nilainya tergantung dari nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sekarang harganya Rp 5 ribu,” jelasnya, Rabu (2/6/2021).
OPD pun didorong untuk melakukan donasi dan saat ini terkumpul Rp 5,2 juta. Akan tetapi, ia tidak melihat dari besaran nilai. Melainkan perhatian terhadap lingkungan, kemudian dari donasi yang terkumpul.

“Donasi kita gunakan untuk membeli tempat cuci tangan yang akan diserahkan pada sekolah-sekolah,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda Nurrahmani mengajak OPD dan masyarakat untuk bergabung dalam program tersebut.
“Hasil pengumpulan dari OPD sekitar 1.047 liter minyak jelantah,” katanya.
Nurrahmani menjelaskan jika program ini akan dilakukan rutin meskipun awalnya masuk dalam program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda.
Kegiatan ini berkaitan dengan pengendalian pencemaran terhadap kualitas air yang ada di perairan Sungai Karang Mumus (SKM) dari segi minyak jelantah.
“Termasuk bagian kinerja wali kota terhadap perubahan iklim. Salah satunya mempertahankan indeks ketahanan air, semoga masyarakat sadar betapa pentingnya kebersihan dan kesehatan,” ucapnya.
Ia mendorong masyarakat bukan hanya sekadar donasi tapi sirkular ekonomi. Kalau di tingkat RT mau berbisnis, PT GSP membuka peluang itu.
“Kita akan dorong untuk berbisnis, selain terjaganya lingkungan juga meningkatkan ekonomi di masyarakat. Apalagi kalau bisa memperluas jaringan bukan hanya di RT itu saja,” paparnya.
Di akhir perbincangan, ia berharap agar wali kota bisa mensupport dan memberikan arahan pada semua OPD untuk bergerak mendukung program ini.
“Masih ada yang belum banyak bergerak, sebenarnya ada potensi tapi mungkin lupa membawa. Mungkin ribet, padahal tidak ribet jika dijadikan sebagai kebiasaan,” pungkasnya. (editor: irfan)