Penulis: Lydia – Editor: Putri
Samarinda, infosatu.co – 4 Proyek Strategis Nasional akan mulai dikerjakan, upaya pembangunan untuk menunjang Ibukota Negara di Kaltim.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, bahwa Pemprov Kaltim berupaya menghindari mega-proyek dengan biaya APBD.
“Maka, kita arahkan untuk dapat masuk dalam skema pembiayaan Proyek Strategis Nasional (PSN),” ungkapnya di gedung Paripurna DPRD Kaltim. Rabu (8/1/2020).
Diungkapkannya 4 Proyek tersebut, yaitu normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) di Samarinda yang totalnya hampir 2 triliun.
“Kemudian, pembangunan Waduk Lambakan di Kabupaten Paser dan jalan perbatasan sepanjang 280 km, yang meliputi Desa Ujoh Bilang Kecamatan Long Bangun-Kecamatan Long Pahangai-Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu),” jelasnya.
Selain itu katanya, PSN juga diarahkan untuk menyelesaikan Bendungan Marangkayu di Kutai Kartanegara.
“Serta pembangunan Tol Samarinda-Bontang sepanjang 95 km dengan nilai investasi sekitar 11 triliun. Lalu, Jembatan Tol Balikpapan-Penajam dan pembangunan Bendungan Sungai Wain, ini upaya untuk mengurangi beban Waduk Manggar dan Bendungan Teritip dalam menyuplai air baku di Balikpapan,” terangnya.
Ketua DPRD Kaltim H. Makmur HAPK lebih menegaskan pemerintah, untuk perhatikan pembangunan infrastruktur masyarakat yang belum terhubung.
“Kita tidak boleh meninggalkan pembangunan masyarakat, yang selama ini tidak terhubungkan, seperti di daerah pedalaman,” tegasnya.
“Saya bukan hanya bernafsu untuk membuat jalan tol dan sebagainya. Saya setuju, silahkan siapkan dananya. Namun, pemerintah harus komitmen, bukan sekedar simbol atau membangun daerah ibukota saja. Tapi harus membangun keseluruhan daerah di Kaltim,” menurutnya.
Ditekankannya, agar konektivitas masyarakat dalam hal akses jalan bisa terhubung.
“Saya kasihan melihat kondisi di daerah pedalaman, harapan saya kepada pemerintah provinsi untuk bisa konsisten terhadap infrastruktur dasar,” harapannya kepada pemerintah.
Ditegaskannya lagi, bahwa provinsi harus konsisten terhadap jalan yang ada dalam hal pendanaan.
“Kadang-kadang belum selesai malah ditinggalkan, setahun kemudian dimulai lagi. Akhirnya malah rusak, harusnya konsisten,” tutupnya.