Samarinda, infosatu.co – Dalam upaya menurunkan angka stunting, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda mengajak seluruh masyarakat yang memiliki bayi, balita, ibu hamil, dan calon pengantin untuk menghadiri posyandu terdekat pada Sabtu (29/6/2024).
Ajakan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor HK.02.02/B/716/2024 tentang Pelaksanaan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di seluruh Indonesia.
Kegiatan tersebut akan melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, serta pemeriksaan lainnya secara serentak di seluruh posyandu di Kota Samarinda.
“Gerakan ini merupakan langkah nyata dalam menyukseskan pencegahan stunting di Samarinda. Kami berharap semua keluarga yang memenuhi kriteria dapat berpartisipasi aktif,” ujar Sekretaris DP2PA Deasy Evriyani, pada acara Penyusunan Informasi Geospasial Gender Tematik di Hotel Aston Samarinda, Rabu (26/6/2024).
Gerakan ini merupakan bagian dari aksi reformasi birokrasi tematik yang melibatkan DP2PA, Dinas Kesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
Tujuannya, untuk digitalisasi pemerintahan dengan fokus pada penanganan stunting. “Kami ingin memastikan semua bayi terdata dengan baik. Oleh karena itu, kami mendata jumlah posyandu di setiap kelurahan dan memastikan semua bayi hadir pada 29 Juni,” tambah Deasy.
Lebih lanjut, PKK serta aparat kelurahan dan kecamatan diminta untuk mendukung penuh kegiatan ini. Ketua PKK Samarinda akan mengunjungi beberapa lokasi, termasuk Posyandu Air Hitam di Samarinda Ulu dan Posyandu Langsat 3 di Sungai Kunjang.
Dalam upaya menjangkau seluruh target, DP2PA bekerja sama dengan KUA kecamatan untuk mendata calon pengantin dan memobilisasi kader posyandu guna mendatangi rumah-rumah warga.
“Kami akan menyiapkan mobil untuk menjemput anak-anak dari rumah ke posyandu,” ujar Deasy.
Setiap posyandu diwajibkan mencatat data jumlah keluarga di wilayah mereka, termasuk jumlah bayi, balita, ibu hamil, dan calon pengantin yang hadir dan mengikuti pengukuran.
“Kami menargetkan laporan terakhir harus masuk ke Kemendagri pada 30 Juni untuk disampaikan kepada Presiden. Ini adalah gerakan bersama, Genting (Gerakan Keroyokan Stunting), yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.