Kuala Lumpur, Infosatu.co – Perjalanan Gathering Media Sukri Indonesia (MSI) Group di Malaysia memasuki hari kedua pada Senin, 8 September 2025. Setelah sehari sebelumnya tiba di Kuala Lumpur, rombongan kini memulai agenda penuh makna yang memadukan wisata religi, sejarah, hingga kebersamaan.

Pagi hari, rombongan bergerak dari hotel menuju Batu Caves, salah satu destinasi paling ikonik di Malaysia. Perjalanan ditempuh menggunakan kereta dari KL Sentral hingga tiba di Stasiun KTM Batu Caves.
Patung emas Dewa Murugan setinggi 42,7 meter langsung menyambut wisatawan. Untuk mencapai gua utama, pengunjung harus menapaki 272 anak tangga berwarna-warni yang menjulang curam. Meski melelahkan, pendakian ini menghadirkan pengalaman tak terlupakan.
“Ketika sampai di atas nanti, akan terlihat gedung-gedung Kuala Lumpur yang indah sekali. Begitu lanjut naik, akan disuguhkan kemegahan gua di atas. Rasanya lelah tapi terbayar,” ujar Aminah, wartawan Insitekaltim.co seraya mengajak rekan lainnya.
Selain menjadi destinasi wisata, Batu Caves adalah pusat ibadah umat Hindu sejak 1891. Suasana ramai kian semarak dengan kehadiran monyet-monyet liar yang bebas berkeliaran.
Sekitar tengah hari, rombongan melanjutkan perjalanan ke Masjid Jamek, masjid tertua di Kuala Lumpur. Berlokasi di pertemuan Sungai Klang dan Sungai Gombak, masjid ini dibangun pada 1909 dengan gaya arsitektur Moorish, Mughal, dan Indo-Saracenic.
Rombongan menyempatkan diri menunaikan salat dzuhur di masjid bersejarah ini.
“Masjid ini luar biasa. Dari luar terlihat seperti istana klasik, begitu masuk suasananya damai sekali, kontras dengan hiruk pikuk kota,” kata Ira, wartawan Narasi.co.
Tak jauh dari Masjid Jamek, rombongan juga menyusuri River of Life, proyek revitalisasi sungai yang kini menjadi daya tarik wisata malam di Kuala Lumpur.
Dengan pencahayaan biru keemasan dan efek kabut, tempat ini menawarkan suasana romantis sekaligus modern di tengah kota tua.
Berada sangat dekat dengan River of Lofe, berdiri megah Bangunan Sultan Abdul Samad, yang selesai dibangun pada 1897.
Gedung bergaya Indo-Saracenic dengan menara jam setinggi 41 meter ini dahulu difungsikan sebagai kantor pemerintahan kolonial Inggris.
Kini, bangunan bersejarah tersebut menjadi kantor Kementerian Komunikasi dan Multimedia Malaysia, sekaligus salah satu ikon arsitektur Kuala Lumpur yang sering menjadi latar foto wisatawan.
“Berada di depan bangunan ini, terasa sekali jejak kolonial sekaligus kebanggaan sejarah Malaysia. Di sinilah masa lalu dan masa kini berpadu,” ujar Ira, kepada Aminah.
Hari kedua perjalanan ini bukan sekadar wisata. Setiap destinasi menghadirkan makna berbeda. Kunjungan ke Masjid Jamek hingga Bangunan Sultan Abdul Hamid tidak sekadar wisata sejarah, tetapi juga menjadi momentum kebersamaan bagi rombongan MSI Group.
Dari spiritualitas masjid hingga atmosfer kebangsaan di lapangan bersejarah, semua memberi warna tersendiri dalam perjalanan.
Menjelang sore, rombongan kembali ke hotel untuk beristirahat sebelum melanjutkan agenda malam hari. Hari kedua di Malaysia pun ditutup dengan pengalaman penuh makna perpaduan antara religi, budaya, dan sejarah.
