infosatu.co
DPRD Samarinda

Waspadai Bully Korban Covid-19, Subandi Ingatkan Pentingnya Edukasi

Wakil Ketua DPRD Samarinda Subandi saat ditemui media ini di ruang kerjanya, Jumat (30/7/2021). (foto: Lydia)

Samarinda, infosatu.co – Kehilangan kedua orang tua karena Covid-19 menjadi pukulan berat bagi anak-anak yang seketika harus menyandang status yatim piatu.

Hal ini dirasakan Danish Faeyza Raqilla Putra (8) dan Alita Ayudya Innara (3). Orang tuanya meninggal karena Covid-19, mereka pun harus menerima hal itu di usianya yang terbilang masih kanak-kanak.

Danish dan Alita, Dua kakak-beradik yang ditinggal kedua orang tuanya akibat terpapar Covid-19. (foto: Lydia)

Kakeknya, Munir Rudiyono tidak tega melihat kedua cucunya. Terlebih ketika Danish menangis mengadu jika ia diledek teman-teman seusianya.

“Saat itu Danish belanja ke toko, terus ada anak-anak yang nanya ke Danish, kamu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19 itu kan, kamu ke sana menjauh jaga jarak. Pulang ke rumah dianya nangis-nangis. Itu yang dirasakan anak dan dikeluhkan ke orang tua,” ungkapnya saat ditemui media ini beberapa waktu lalu.

Pukulan keras kehilangan orang tua dan dijauhi teman-teman seusianya membuat Danish minder untuk bergaul.

“Saat ini keadaan Danish baik secara lahiriah, namun untuk lingkungan dan teman-temannya masih agak minder karena orang tuanya meninggal disebabkan Covid-19,” jelasnya.

Hingga saat ini Danish belum tahu jika ayahnya juga sudah meninggal dia hanya tahu bundanya yang meninggal.

“Pihak keluarga belum siap menyampaikan jika ayahnya sudah meninggal, takut berpengaruh pada psikisnya, nanti malah ngedrop. Dia taunya ayahnya masih sakit,” terangnya.

Menurutnya, butuh persiapan untuk memberi tahu dan harus melihat bagaimana mental Danish. Namun pria berusia 54 tahun ini akan memberi tahu kebenarannya pada saat yang tepat.

“Permasalahan ditinggal bundanya saja sudah begini kondisinya, nanti kalau dikasih tahu ayah meninggal mungkin bebannya lebih berat. Sebenarnya saya sedih tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini takdirnya,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Samarinda Subandi pun merasa sedih mengetahui anak sekecil itu harus mengalami kejadian seperti ini.

Politikus PKS ini mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui OPD yang sesuai tupoksinya agar bisa memberikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat.

“Harus memberikan edukasi dan pemahaman secara terus-menerus kepada masyarakat, jangan sampai anak-anak korban itu dibully dan tidak diterima. Mereka itu korban dan harus diberlakukan sebagaimana mestinya,” paparnya saat ditemui media ini di ruang kerjanya Kantor DPRD Kota Samarinda.

Semua pihak kata Subandi, harus saling bersinergi tak terkecuali lurah dan RT. Mereka diharapkan dapat mensosialisasikan dan mengedukasi kepada warganya jangan sampai mengucilkan para penyintas Covid-19 dan anak-anak yang menjadi korban.

“Justru harus kita rangkul, kita berpikirnya kan seandainya itu terjadi pada anak dan saudara kita, bagaimana perasaannya. Masyarakat harus sadar dan berbesar hati menerima tetangga yang terpapar, syukur lagi kalau dibantu. Itu bentuk support moril kita terhadap sesama,” tegasnya, Jumat (30/7/2021).

Saat ini, kedua yatim piatu itu dirawat oleh kakek nenek dari pihak Ibunya di Jalan Rajawali Dalam 3 Nomor 58 RT 10. (editor: irfan)

Related posts

Angka Stunting Masih Tinggi, DPRD Samarinda Dorong Kolaborasi Total Atasi Masalah Gizi

Emmy Haryanti

Data Berantakan, Bantuan Tak Tepat Sasaran, DPRD Samarinda Minta Warga Tertib Administrasi

Emmy Haryanti

Seragam Sekolah Disorot, DPRD Desak Aturan Tegas Lindungi Wali Murid

Emmy Haryanti

Leave a Comment

You cannot copy content of this page