Samarinda, infosatu.co – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, mendukung wacana penutupan jalur pelayaran di Sungai Mahakam dengan alasan utama keselamatan masyarakat.
Menurutnya, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan aspek perlindungan bagi semua pihak yang melintas di sekitar Jembatan Mahakam I.
Rudy Mas’ud menegaskan bahwa permasalahan ini tidak hanya berkaitan dengan alur pelayaran, tetapi juga aspek keselamatan yang menjadi amanat konstitusi dalam melindungi masyarakat Indonesia.
“Permasalahan jembatan ini bukan hanya soal alur, tetapi juga keselamatan. Kita lebih mengutamakan keselamatan karena tujuan kita adalah melindungi segenap bangsa dan negara,” ujar Rudy Mas’ud saat diwawancarai media dalam acara Gebyar Ramadan UMKM Gratis Pol, Jumat, 14 Maret 2025.
Rudy Mas’ud juga menyoroti dampak dari hilangnya fender pengaman Jembatan Mahakam I yang rusak akibat ditabrak kapal tongkang pada 16 Februari 2025 lalu.
Dengan usia jembatan yang hampir mencapai 45 tahun, kondisi ini dinilai sangat berisiko bagi keselamatan masyarakat.
“Jembatan kita usianya hampir 45 tahun. Jika tidak ada fender dan roboh, siapa yang akan bertanggung jawab?” tandasnya.
Namun, wacana penutupan alur pelayaran Sungai Mahakam mendapat penolakan dari berbagai pihak.
Aksi demonstrasi pun terjadi pada Rabu, 12 Maret 2025, di depan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda, Jalan Yos Sudarso.
Salah satu kelompok yang menolak kebijakan ini adalah Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda.
Peristiwa kapal tongkang menabrak Jembatan Mahakam I bukanlah kejadian pertama.
Sejauh ini, insiden serupa telah terjadi sebanyak 22 kali, sehingga menimbulkan kekhawatiran besar terkait keamanan dan keselamatan di sekitar kawasan tersebut.