Samarinda, infosatu.co – Suasana penuh harapan mengiringi langkah Abdul Rozak Fahrudin, saat Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IKIP PGRI Kalimantan Timur (Kaltim) itu menghadiri penyerahan UKT Gratispol Pendidikan kepada 53 PTN-PTS se-Kaltim.
Sebuah program yang dalam beberapa bulan terakhir begitu dinantikan ribuan mahasiswa di seluruh Kaltim.
Bagi Rozak, acara ini bukan sekadar seremoni. Ia datang membawa rasa lega dan haru karena 255 mahasiswa di kampusnya akhirnya mendapat kepastian bahwa kuliah mereka bisa berlangsung tanpa beban biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang selama ini menjadi tantangan besar.
“Ini perjuangan panjang. Melihat anak-anak hari ini menerima UKT Gratispol rasanya seperti melihat beban besar lepas dari pundak mereka,” ucapnya saat diwawancarai seusai penyerahan di Gedung Olah Bebaya, Senin, 17 November 2025.
Mahasiswa dari Berbagai Latar Belakang Kini Bisa Bernapas Lebih Lega
Di IKIP PGRI Kaltim, para mahasiswa penerima bantuan datang dari tiga program studi: Pendidikan dan Pelatihan Olahraga (PKO), Pendidikan Ekonomi (PE), dan Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO). Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga biasa bahkan beberapa dari keluarga yang harus bekerja keras hanya untuk membayar kebutuhan harian.
Di dunia kuliah tak sedikit mahasiswa harus mengambil pekerjaan tambahan, menunda pembayaran UKT, bahkan hampir berhenti kuliah. Kini, dengan Gratispol, cerita-cerita itu perlahan berubah.
Program yang Menghidupkan Lagi Semangat Belajar
Menurut Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Samarinda itu, bantuan UKT bukan hanya soal nominal Rupiah.
Ini tentang bagaimana memberikan ruang bagi mahasiswa untuk kembali fokus pada kuliah, bukan pada kekhawatiran ekonomi.
“Mereka tidak perlu lagi memilih antara kuliah atau membantu orang tua. Gratispol membuat mereka bisa memilih untuk tetap belajar,” tuturnya.
Di beberapa program studi, semangat mahasiswa bahkan mendorong peningkatan jumlah pendaftar.
PKO, misalnya, mencatat penerimaan mahasiswa baru melebihi kapasitas.
Bagi Rozak, itu bukti bahwa ketika pendidikan dibuat terjangkau, keinginan anak muda untuk belajar akan tumbuh dengan sendirinya.
Harapan untuk Kualitas Kampus dan Masa Depan Mahasiswa
Rozak menyadari, pendidikan bukan hanya tentang membayar UKT. Kualitas pengajaran, fasilitas, hingga kesiapan institusi juga menentukan masa depan mahasiswa.
Karena itu, ia berharap program Gratispol ke depan dapat memberikan dukungan yang lebih luas, tidak hanya dalam bentuk pembiayaan UKT.
“Jika institusinya juga didukung, kualitas pembelajaran akan semakin baik. Pada akhirnya, mahasiswa yang merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Meski demikian, ia tetap bersyukur dengan apa yang telah berjalan.
Baginya, Gratispol adalah langkah besar bagi Kalimantan Timur untuk mencetak generasi muda yang lebih siap bersaing.
Tantangan Administrasi yang Perlahan Teratasi
Walau mahasiswa sudah ditetapkan sebagai penerima manfaat, pencairan dana masih menunggu kelengkapan berkas dari kampus dan mahasiswa.
Beberapa mahasiswa harus memperbaiki NIK dan data administrasi lainnya agar sesuai dengan mekanisme hibah provinsi.
Namun Rozak optimistis semuanya akan rampung segera.
“Sudah lebih dari 50 persen data mahasiswa terverifikasi. Begitu berkas lengkap, dana bisa langsung diproses. Yang penting mahasiswa sudah masuk daftar penerima,” jelasnya dengan nada meyakinkan.
Melihat Jauh ke Depan: Pendidikan sebagai Pondasi Masa Depan Kaltim
Di akhir percakapan, Rozak menyampaikan pandangan sederhana namun penuh makna: pendidikan adalah pondasi utama Kalimantan Timur terlebih menjelang era IKN dan perkembangan ekonomi yang semakin pesat.
“Kalau anak-anak kita bisa kuliah tanpa beban, mereka akan tumbuh menjadi SDM yang kuat. Dan itu masa depan Kaltim,” ujar Kepala Sekolah SMAN 16 Samarinda itu.
Bagi 255 mahasiswa IKIP PGRI Kaltim, Gratispol bukan hanya bantuan biaya kuliah. Ini adalah jalan agar mereka tetap bermimpi dan melangkah lebih jauh menuju masa depan yang selama ini mungkin terasa terlalu jauh untuk diraih.
