
Samarinda, infosatu.co – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti menyoroti rendahnya tingkat kunjungan masyarakat ke posyandu sebagai salah satu hambatan utama dalam menekan angka stunting di Kota Tepian.
Ia menegaskan posyandu memegang peran sentral sebagai garda terdepan dalam pemantauan tumbuh kembang anak sejak usia dini.
Berdasarkan data intervensi terakhir pada Juli 2024, tingkat kehadiran masyarakat ke posyandu hanya mencapai 61 persen, jauh dari target ideal yang semestinya mendekati 98 persen.
Sri Puji menilai, kondisi ini berpotensi menghambat akurasi data dan efektivitas program penanganan stunting yang tengah dijalankan pemerintah.
“Posyandu bukan sekadar tempat timbang badan anak. Dari sanalah kita memperoleh data akurat tentang status gizi dan pertumbuhan balita. Jika kunjungan rendah, maka kita berjalan dalam gelap,” ungkap mantan Ketua Komisi IV DPRD Samarinda itu.
Ia menambahkan bahwa minimnya data valid akan menyulitkan perencanaan dan pelaksanaan intervensi stunting secara tepat sasaran. Padahal, posyandu juga menjadi media edukasi langsung bagi orang tua terkait pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang mendukung tumbuh kembang optimal anak.
Sri Puji menyerukan kolaborasi lintas sektor baik pemerintah, DPRD, swasta, hingga tokoh masyarakat untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat, agar aktif memanfaatkan layanan posyandu.
Menurut Istri Sekda Kota Samarinda itu, pendekatan berbasis komunitas sangat efektif untuk meningkatkan partisipasi warga, terutama ibu-ibu yang memiliki balita dan batuta.
“DPRD bukan hanya pengawas, kami juga mitra masyarakat. Kami siap turun langsung mengedukasi dan mendampingi warga agar posyandu kembali menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.