Penulis: Lydia – Editor: Irfan
Bontang, infosatu.co – Setiap kabupaten/kota di Indonesia, terutama di Kaltim pastinya punya beberapa aturan agar masyarakat bisa taat dan teratur dalam menjalani rutinitas sehari-hari.
Misalnya saja seperti aturan dalam berkendara di jalan, ada beberapa rambu-rambu yang harus diikuti masyarakat. Sehingga pengguna jalan bisa mengetahui bentuk jalan, arah jalan, dan perintah jalan lainnya supaya terhindar dari kecelakaan serta marabahaya lainnya.
Lalu bagaimana dengan Kota Bontang, apakah kota yang dipimpin Neni Moerniaeni ini termasuk taat aturan seperti julukannya sebagai Kota Tertib, Agamis, Mandiri, Aman, dan Nyaman (TAMAN).
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menyatakan bahwa sebenarnya karakter sosial Kota Bontang hampir sama dengan daerah lain.
Jika ditinjau dari sisi sosial masyarakatnya, ia melihat bahwa kebiasaan masyarakat Kota Bontang saat berkendara dirasa tertib.
“Ini dikarenakan ada dua perusahaan raksasa di Kota Bontang yang memberikan contoh positif pada masyarakat Kota Taman ini. Sehingga masyarakat umum tinggal mengikuti aturan-aturan yang berlaku,” ungkapnya di Kantor DPD Gerindra Bontang dalam liputan khusus bersama infosatu.co.
Bukan hanya itu, Agus berpendapat jika hal ini juga disebabkan karena kebijakan pemerintah yang bisa diterima dan mudah dipahami masyarakat Kota Bontang. Sehingga jika ditinjau dari sisi sosial soal berkendara itu masyarakat Kota Bontang masuk dalam kategori mudah diatur.
“Biasanya juga karakter sosial seseorang itu dipengaruhi terhadap sumber daya. Kebetulan Sumber Daya Manusia (SDM) Bontang ini cukup lumayan bagus, maka tidak sulit bagi warga Bontang ini berinteraksi dengan siapa pun,” paparnya.
Kemudian jika ditinjau dari karakter sosial lainnya yang mengacu pada ekonomi. Kata Agus, keberpihakan masyarakat yang berada dan kurang beruntung ini sangat mudah saling memberi.
Ia menceritakan beberapa peristiwa seperti insiden Kejadian Luar Biasa (KLB), kebakaran dan lainnya yang telah terjadi di Bontang. Lalu tanpa diminta bahkan tanpa ada intruksi, masyarakat Kota Bontang segera membantu korban yang terdampak.
“Jadi masyarakat disini seperti memang satu hati, hatinya terhubung dan terpanggil sendiri untuk saling bantu membantu,” imbuhnya.
Sehingga kekurangan di tengah-tengah masyarakat itu tidak terlalu berat bagi yang kebetulan memiliki keterbatasan atau kekurangan itu. Sebab saling ada tenggang rasa dan empati antara sesama masyarakat Kota Bontang.
“Rasa empati itu lah yang memudahkan masyarakat di Bontang ini untuk saling berbagi. Itu yang saya lihat terhadap karakter masyarakat Kota Bontang,” terangnya.