infosatu.co
NASIONAL

Terbatas APD, RSUD Taman Husada Bontang Batasi Jumlah Pasien, Meski New Normal

Reporter : Yulia Editor : Redaksi

Bontang, infosatu.co – Dimulainya pemberlakuan New Normal sejak awal Juni 2020 lalu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada Bontang kini mulai berbenah pelayanan kesehatan.

Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Taman Husada Bontang, dr. Toetoek Pribadi mengatakan Meski New Normal, namun pelayanan masih berdasarkan jadwal, sebab pihak rumah sakit masih terkendala Alat Pelindung Diri (APD).

“APD yang digunakan kan memang harus betul-betul sesuai standar WHO. Apalagi, APD juga sempat langka, biar dananya ada, tapi sulit pengadaannya hingga membuat jumlah stok APD menjadi terbatas,” jelas Toetoek.

Karena terbatasnya APD, pihak rumah sakit terpaksa membatasi jadwal buka poli, Misalnya satu poliklinik tidak buka setiap hari, tapi di hari-hari tertentu. Pun jumlah pasien yang dibatasi. hal itu lantaran APD yang didapat dan pengadaan rumah sakit berbeda fungsinya. APD donasi digunakan khusus untuk penanganan wabah, sedangkan APD pengadaan digunakan untuk pelayanan rumah sakit.

“Ketika kami memutuskan untuk pengadaan poli, pengadaan APD harus sudah pasti, selain itu Kami hindari kerumunan pasien yang menunggu agar bisa menjalankan aturan social distancing,” ujarnya.

Jika dihitung kebutuhan APD dengan jumlah pasien, maka masih dinilai tak seimbang. Karena 1 dokter menggunakan peralatan lengkap, cukup banyak biayanya.
belum lagi seperti poli gigi, poli THT, dan poli bedah mulut membutuhkan APD level tinggi. Karena kontak langsung dengan pasien yang membuka mulut.

“Kalau pasien masih hitungan jari, maka tidak sesuai dengan pengeluaran rumah sakit,” imbuhnya.

Oleh karenanya, dengan jumlah keterbatasan APD, pihak rumah sakit menyesuaikan jadwal dan membatasi pasien.

Related posts

Kasus Satria Arta, Menkum: Jadi Tentara Asing, Langsung Bukan WNI

Adi Rizki Ramadhan

Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih: Langkah Awal Menuju Kedaulatan Ekonomi Rakyat

adinda

Harvesting Hope, Kemitraan Riset Indonesia-Australia Solusi Bagi Petani Garam di Madura

Dewi

Leave a Comment

You cannot copy content of this page