Samarinda, infosatu.co – Penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tengah pandemi Covid-19 membuat beberapa daerah di Indonesia harus menerima dampak ataupun imbasnya.
Pasalnya, permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini yaitu munculnya pasien Covid-19 dari klaster sekolah.
Wali Kota Samarinda Andi Harun pun menanggapi beberapa daerah yang terkena imbas setelah dibukanya kembali PTM terbatas.
“Kita di Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda sudah membuka PTM, insyaallah dengan standar protokol yang ketat,” ungkapnya di Ulin Arya Jalan PM Noor, Sabtu (24/9/2021) malam.
Mantan legislator Karang Paci ini yakin apabila tenaga pendidik dan murid benar-benar mematuhi protokol kesehatan (prokes) maka Samarinda terhindar dapat dari klaster sekolah.
“Jika kita mematuhi prokes, maka insyaallah akan terhindar dari Covid-19. Apalagi jam belajar ini sementara baru diperbolehkan 2 jam dan maksimum kapasitas di kelas itu hanya 50 persen,” jelasnya.
Selain itu kata Andi Harun, guru dan muridnya sudah harus divaksin atau dinyatakan sehat. Ia mengingatkan agar SOP dari rumah hingga ke sekolah harus benar-benar diterapkan.
“Intinya, kegiatan selama di sekolah itu harus mengindahkan prokes,” katanya.
Saat ini lanjut Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim tersebut, proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang melaksanakan PTM itu diawasi Satgas Penanganan Covid-19 baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan.
“Sehingga saya berharap standar ini dipegang teguh dan dipatuhi agar kewaspadaan tetap berada di level tertinggi walau Samarinda sudah ada di level 2,” tegasnya.
Andi Harun pun mengimbau anak yang berusia 12 tahun ke atas agar tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah untuk menghindari terjangkitnya Covid-19.
“Saya masih menganjurkan agar anak 12 tahun ke atas untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah supaya terhindar dari Covid-19,” imbaunya. (editor: irfan)