Samarinda, infosatu.co – Dari Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), lahirlah sosok remaja muslimah yang kini menjadi ikon baru perempuan muda Kalimantan Timur (Kaltim).
Namanya Finza Arumi Salsabella, siswi SMAIT Granada Samarinda, berhasil meraih gelar Putri Muslimah Kalimantan Timur 2025.
Finza Arumi Salsabella, berhasil menyingkirkan para finalis lainnya lewat penampilan yang memadukan kecerdasan, adab, dan semangat dakwah.
Lahir di Tenggarong pada 15 Januari 2008, Finza tumbuh sebagai anak ketiga dari lima bersaudara dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Sejak kecil, kedua orang tuanya, Mohamad Jamhari dan Fitriani, telah menanamkan prinsip tanggung jawab, kemandirian, dan pentingnya menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
“Saya mengikuti ajang Putri Muslimah Kaltim 2025 sebagai bentuk ikhtiar untuk mengembangkan potensi diri, memperkuat identitas sebagai muslimah yang berakhlak, cerdas, dan inspiratif, serta sebagai wujud kontribusi nyata kepada masyarakat dan daerah saya,” kata Finza.
Pengakuan tersebut disampaikan saat dia diwawancarai via gawai kepada infosatu.co, Minggu, 1 Juni 2025.
Perjalanan Finza di ajang ini tidak hanya diwarnai oleh persaingan ketat, tetapi juga proses pembinaan selama karantina yang membekas dalam dirinya. Dari total awal 50 peserta, Finza berhasil lolos seleksi tahap awal.
Kemudian berlanjut memasuki masa karantina bersama 12 peserta lainnya yang berasal dari 10 kabupaten/kota di Kaltim.
Selama masa karantina, Finza bersama peserta lainnya mendapatkan pembekalan materi seputar kepariwisataan, public speaking, personal branding, serta kesehatan dan kecantikan.
Hingga akhirnya menuju puncak Malam Grand Finalis Putri Muslimah Kaltim 2025 yang berlangsung di Lamin Etam, Kantor Gubernur Kaltim pada Jumat, 30 Mei 2025.
Finza berhasil memukau dewan juri dengan berhasil melewati beberapa sesi.
Dari top six, menuju top three, hingga terpilih menjadi Putri Terbaik Muslimah Kaltim 2025.
Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran keislaman, kepribadian, serta penguatan etika publik.
Tak hanya sekadar label pemenang, Finza memiliki komitmen kuat untuk menjadi contoh, khususnya di kalangan remaja.
“Alhamdulillah karena saya sudah terpilih, itu tandanya saya diberi kepercayaan untuk membangkitkan sosok inspiratif dari sisi penampilan maupun kecerdasan,” ujarnya penuh yakin.
Sebagai pemenang, Finza kini memikul tanggung jawab baru untuk mendukung promosi nilai-nilai religius dan budaya Islam di Kaltim.
Ia bahkan telah memiliki visi untuk mendorong lebih banyak pemudi muslimah aktif dalam dakwah digital.
“Komitmen saya adalah mendorong literasi Islam di kalangan anak muda dengan cara memainkan media sosial dan membangun komunitas muslimah muda,” tuturnya.
Menjelang ajang Putri Muslimah Nusantara yang akan digelar November mendatang, Finza berjanji akan terus belajar dan memperbaiki kekurangan selama penampilan sebelumnya.
“Saya ingin memperluas wawasan dan peran sebagai perempuan muslimah yang membawa perubahan positif. Semoga saya bisa menjalankan amanah ini dengan baik dan menjadi inspirasi bagi remaja lainnya,” pungkasnya.
Sebagai wujud syukurnya, Finza tak lupa menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya.
“Terima kasih terutama kepada orang tua, keluarga besar, kai, nene, paman, tante, para sepupu dan sahabat yang selalu menyemangati dan memberi motivasi. Tanpa dukungan mereka, Finza bukan apa-apa,” ucapnya haru.
Ayahnya, Mohamad Jamhari (52), yang juga merupakan Anggota Komisi I DPRD Kutai Kartanegara, menyampaikan rasa syukur mendalam atas keberhasilan putrinya meraih gelar juara pertama.
“Ya alhamdulillah pertama kita ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang mana hari ini Finza menjadi juara pertama. Kita juga tidak lupa ucapan terima kasih kepada keluarga besar, sahabat, dewan juri, mentor dan supporter yang luar biasa,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.
“Bahkan kita tidak pernah merekrut itu, tapi luar biasa antusias mereka dari masa karantina hingga malam grand final ini,” sambungnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa keikutsertaan Finza dalam ajang ini sempat menjadi kejutan bagi keluarga.
“Kami selaku orang tua kaget karena tidak pernah informasi awal mengikuti kegiatan ini. Tapi memang prestasinya selalu kejutan-kejutan, jadi tahu-tahu sudah daftar ajang ini,” katanya.
Tapi yang pasti kita selaku orang tua akan selalu mendukung selama itu positif. Saya dan uminya tidak pernah melarang-larang,” jelasnya.
Saat ditanya tentang kesiapan Finza menjalankan tanggung jawab sebagai pemenang, ia menjawab dengan keyakinan penuh.
“Ya kalau kita Alhamdulillah bisa, basic-nya memang untuk agama. Piagamnya banyak sekali untuk tahfidz, qira’at sudah biasa,” katanya.
“Orang tua ini sudah yakin dan mampu mengemban tugasnya nanti,” pungkas Jamhari.