Samarinda, infosatu.co – Sekretaris Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Pusat Zulfadly Syam mengatakan bahwa sebanyak 30 persen masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) bermain game online dengan durasi satu hingga dua jam.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan APJII, durasi tersebut masih dalam batas normal. Dengan demikian, dinyatakan tidak berbahaya.
“Yang berbahaya itu lebih dari empat jam. Sangat berbahaya bisa memengaruhi kehidupan seseorang dan menyebabkan kecanduan,” katanya saat konferensi pers bertajuk Penyampaian Survei Penterasi Internet 2024 di Provinsi Kaltim di Ruang Wiek Diskominfo Kaltim, Rabu (3/4/2024).
Selain itu, hasil survei APJII juga mencatat tentang permainan game online yang mayoritas dilakukan oleh masyarakat Kaltim untuk kesenangan pribadi.
“Berdasarkan survei yang mengatakan main game online ternyata jawabannya kebanyakan tidak pernah ikut kompetisi,” ujar Zulfadly.
Tidak hanya terkait penggunaan game online, APJII juga telah melakukan survei tentang penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan oleh masyarakat Kaltim.
Hasilnya diketahui, sebanyak 44,6 persen masyarakat Kaltim menjawab tidak pernah menggunakan AI. “Kalau disebutkan alasannya mungkin karena mereka belum aware (menyadari). Filter wajah itu adalah bagian dari AI,” ungkapnya.
Zulfadly menjelaskan bahwa kemungkinan besar hampir semua orang pernah berhubungan dengan AI, namun tidak disadarinya. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa filter wajah, siri google itu adalah bagian dari AI
“Jika anak sekolah sering menggunakan bantuan Chat GPT, nah itu juga termasuk dari AI. Mungkin yang menjawab belum pernah menggunakan AI, sebenarnya mereka belum tahu AI seperti apa,” tutupnya.