
Samarinda, infosatu.co – Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti, sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Ketahanan Keluarga. Kelak, setelah resmi menjadi peraturan daerah (perda), diharapkan regulasi ini akan membantu pembangunan sumber daya manusia, dimulai dari unit terkecil adalah keluarga.
Istri Sekda Hero Mardanus itu, mengatakan sosialisasi raperda ini adalah program yang dilakukan oleh DPRD Kota Samarinda..
“Sosialisasi rancangan perda ini, nanti akan menjadi peraturan daerah atau perda,”ungkap Puji Astuti, Selasa, (13/6/2023) di Yens Delight Coffe Jalan Juanda Samarinda.
Politisi Demokrat itu, menjelaskan kunci utama pembangunan sumber daya manusia itu adalah keluarga sendiri. Bila setiap keluarga memberikan teladan kehidupan yang baik, maka generasi penerus pun akan lebih baik.
Namun bila, ketahanan keluarga sangat rapuh, maka hampir bisa dipastikan masa depan generasi mendatang akan semakin kelam. “Maka ketahanan keluarga menjadi sangat penting,”terangnya.
Kegiatan tersebut menghadirkan juga narasumber Dr H Murjani Zuhri.
Murjani Zuhri menjelaskan bahwa adanya perda mengenai keluarga ini adalah salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat. Pemerintah ingin agar masyarakat memiliki kesadaran saat membangun keluarga yang tidak hanya sekadar terpaut umur yang cukup melainkan kesiapan yang matang.
“Pentingnya kesadaran kita dalam membangun keluarga. Tidak sekadar berkeluarga, tapi bagaimana membentuk keluarga,” kata dosen UINSI itu.
Zuhri mengatakan dalam membentuk sumber daya manusia, diperlukan kesinambungan antara tiga sistem pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Namun, kembali ia terangkan semua itu dimulai dari keluarga.
Ia menjelaskan di dalam keluarga pun terdapat beberapa individu, dimana mereka pun memegang peranan di sana.
Menurut Zuhri, keluarga yang baik dan kuat dapat memperbaiki sumber daya manusia. Ia katakan jika seseorang terlahir dari keluarga yang kurang secara finansial, namun keluarganya harmonis dan saling mendukung, maka akan timbul rasa ingin bekerja keras dan hidup lebih layak.
“Keluarga yang tidak memiliki kemampuan finansial, tapi karena dorongan keluarga bagus termotivasi. Sehingga masa depannya menjadi bagus,” tandasnya.