Jakarta, infosatu.co – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu daerah di Indonesia yang berhasil keluar dari zona pendapatan menengah (middle income trap).
Dengan kondisi itu, ia optimis, kerja keras yang terus dilanjutkan dapat mengantarkan Indonesia terlepas dari middle income trap. Hal itu disampaikannya pada peringatan HUT ke-58 Kemenko Perekonomian di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
“Tantangan kita selanjutnya, kita harus petakan seluruh provinsi. Kita lihat economic driver-nya seperti apa,” ujarnya dikutip dari laman resmi Kemenko Perekonomian, Jumat (26/7/2024).
“Kita sudah punya semua data, sehingga kita bisa melihat apa yang harus kita lakukan agar setiap daerah bisa seperti Jakarta atau Kalimantan Timur. Bahkan kemarin, waktu di Sumatera Selatan, Ogan Ilir, pun sudah lolos middle income trap,” lanjut Airlangga.
Lebih lanjut Airlangga menuturkan dengan digital economic framework, pemerintah mendorong adanya interoperability, data security, national single window yang terkoneksi dengan negara lain, free flow of goods, dan juga mendorong UMKM.
Selain itu, digitalisasi juga mendorong local currency transaction yang mana QR Code rupiah bisa digunakan bertransaksi di 5 negara ASEAN.
Adanya LCT juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing yang sangat mempengaruhi harga, nilai, dan nilai ekonomi Indonesia.
“Oleh karena itu, tantangan belum berakhir, PR jalan terus, dan kereta Kemenko Perekonomian juga jalan terus,” katanya.
Dalam rekam jejaknya, Kemenko Perekonomian juga berada dalam sejarah di mana Indonesia menandatangani Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dengan Amerika. Selain itu, perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), serta menjadi Keketuaan ASEAN 2023.
Tidak hanya itu, kementerian yang dipimpin Airlangga ini juga berperan penting dalam peluncuran Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang merupakan the first agreement regional mengenai digital.
“Ini yang menjadi tantangan kita di tahun 2025 untuk menjadikannya (DEFA) sebagai engine of growth agar pertumbuhan kita di atas 6 persen,” tutur Airlangga.