Samarinda, infosatu.co – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengakui pengarusutamaan gender di Kaltim masih belum sesuai harapan. Indeks pembangunan gender (IPG) dan indeks pemberdayaan gender (IDG) Kaltim masih sangat rendah.
Capaian IPG dan IDG Kaltim saat ini masih berada di bawah 25 besar dari 38 provinsi se-Indonesia. Kondisi ini berbanding terbalik dengan capaian indeks pembangunan manusia (IPM) Kaltim yang berada di posisi 3 besar nasional.
“Pengarusutamaan gender ini leading sector-nya ada di DKP3A tetapi harus dikerjakan secara bersama-sama,” kata Sekda Sri Wahyuni di Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (24/5/2023).
Menurutnya, Pemprov Kaltim tidak bisa berjalan sendiri dalam upaya pengarusutamaan gender ini. Pemprov akan menggandeng mitra pembangunan yang sudah melakukan atau mengimplementasikan pengarusutamaan gender.
“Pemerintah daerah bersama mitra pembangunan harus bersinergi agar hal-hal yang dilakukan tidak menjadi parsial,” tegas Sri Wahyuni.
“Kita sarankan jika ada model satu kawasan untuk pengarusutamaan gender sudah berjalan, bisa direplikasi untuk daerah yang lain,” imbuhnya.
Selain itu, juga perlu memperbanyak fasilitator pembedayaan perempuan, karena jumlah tenaga yang ada di DKP3A dan mitra pembangunan sangat terbatas.
“Kita perlu banyak mencetak fasilitator pemberdayaan perempuan yang menjadi tangan kanan kita, agen kita dan pionir kita untuk pengarusutamaan gender,” urai Sri.
Taarget selanjutnya adalah mendekatkan capaian IPG dan IDG ke pencapaian IPM.
“Paling tidak kita harus berusaha untuk menyamakan posisi IPG dan IDG sejajar dengan angka IPM Kaltim,” tegasnya.
